Latest News

Showing posts with label Novel. Show all posts
Showing posts with label Novel. Show all posts

Sunday, July 30, 2017

Unsur-Unsur Novel: Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel

Unsur-unsur Novel- Novel merupakan sebuah totalitas, yang merupakan suatu kemenyeluruhan yang artistic. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling terkait dengan satu dengan yang lainnya. Unsur demikian pembangunan sebuah novel yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yakni unsur extrinsic dan intrinsik. 
Unsur extrinsik merupakan unsur yang terdapat di luar karya sastra, namun secara tidak langsung dapat mempengaruhi bangunan atau sistem dari organisme karya sastra tersebut, akan tetpai tidak ikut menjadi bagian di dalamnya.

Unsur ekstrinsik terdiri atas keadaan subyektivitas individu atau pengarang yang mempunyai sikap, keyakinan dan pandangan hidup, biografi, keadaan lingkungan pengarang misalnya ekonomi, sosial dan politik serta semuanya yang dapat mempengaruhi karya yang ditulisnya. 

Unsur intrinsik adalah unsur membangun sebuah karya sastra itu sendiri. Unsur tersebut yang dapat menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya yang secara faktual akan didapati jika terdapat seseorang pembaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel merupakan unsur yang secara langsung  ikut serta dalam membangun cerita. Unsur tersebut adalah tema, plot, penokohan, latar dan sudut pandang. 

a. Tema 
Tema merupakan gagasan dasar yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema dalam sebuah cerita dapat bersifat mengikat karena terma tersebut hanya akan menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema tersebut menjadi dasar dalam pengembangan seluruh cerita maka tema pun dapat bersifat menjiwai seluruh bagian dari cerita. 

Tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum dari sebuah novel. Gagasan yang telah ditentukan oleh pengarang yang digunakan dalam mengembangkan sebuah cerita. Dengan kata lain cerita dapat mengikut gagasan dasar umum yang ditetapkan sebelumnya sehingga dari berbagai peristiwa, konflik dan pemilihan berbagai unsur intrinsik yang lain misalnya penokohan, perplotan, pelataran, dan penyudur pandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut. 

b. Plot 
Plot atau alur merupakan urutan dari peristiwa yang sambung-menyambung di dalam sebuah cerita yang didasarkan pada sebab- akibat. Dengan peristiwa yang sambung menyambung tersebut terjadilah sebuah cerita yang diantaranya awal dan akhir cerita terdapat sebuah alur.

Jadi alur dapat memperlihatkan bagaimana cerita demikiandapat berjalan. Kita dapat misalkan cerita dimulai dari peristiwa A dan diakhiri dengan Z, maka A, B, C, D, dan Z merupakan dari alur cerita. Berdasarkan dari waktunya plot dibagi menjadi dua yakni
  • Plot lurus atau progresif, plot dapat dikatakan progresif jika suatu peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dapat berisfat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti dengan peristiwa-peristiwa kemudian. 
  • Plot flash-back. Urutan dari kejadian tersebut dikisahkan dalam sebuah karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat krnologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau tahap akhir. 
c. Penokohan 
Pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan dalam istilah-istilah misalnya tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dengan karakteristik yang secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah tersebut sebenarnya tidak disarankan pada pengertian yang persis sama hanya saja bersinonim. 

Istilah tokoh tersebut merujuk pada orangnya, pelaku cerita, seperti jawaban dari pertanyaan: "siapakah tokoh utama novel sepatu dahlan? atau ada berapa jumlah pelaku dalam novel sepatu dahlan? dan sebagainya.

Tokoh cerita menurut abrams adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan sebagai kualitas moral dan kecenderungan tertentu misalnya yang diekspresikan dalam sebuah ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan dengan perwatakan menunjuk pad apenempatan tokoh-tokoh tertenu dengan perwatakan dalam sebuah cerita. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas seseorang yang ditampilkan ke dalam sebuah cerita.

Dengan demikian, istilah penokohan tersebut menjadi lebih luas pengertiannya dari padatokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus memnyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Membaca sebuah novel, yang pada hakikatnya seseorang berhadapan dengan sebuah dunia, dunia yang dilengkapi dengan tokoh penghuni yang disertai dengan permasalahannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan lengkap jika dalam sebuah cerita tidak terdapat ruang lingkup, waktu dan tempat sebagai sebuah tempat pengalaman kehidupannya. Dengan demikian dalam sebuah cerita selain memerlukan sebuah tokoh dan plot juga membutuhkan latar.

d. Latar 
Latar atau setting merupakan tempat, hubungan waktu, dan linkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Saat membaca sebuah novel, pasti ditemukan sebuah lokasi tertentu misalnya nama kota, desa, jalan, hotel, dan lain-lain tempat terjadinya sebuah peristiwa. Di samping itu, pembaca juga akan diperhadapkan pada hubungan waktu misalnya tahun, tanggal, pagi, siang, pukul, saat bulan purnama, atau kejadian yang merujuk pada waktu tertentu.

Unsur dari latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok yakni tempat, waktu, dan sosial. Ketiga dari unsur itu walaupun dari masing-masingnya menawarkan sebuah permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara satu dengan yang lainnya.
  • Latat tempat. Latar tempat merupakan sebuah lokasi dari terjadinya peristiwa yang diveritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat digunakan sebagai tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu tersebut tanpa nama yang jelas. Latar dalam sebuah novel  umumnya terdiri dari berbagai lokasi, ia dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.
  • Latar waktu. Latar waktu merupakan perhubungan dengan masalah kapan dari terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Waktu dalam karya naratif dapat bermakna ganda yakni merujuk pada waktu penceritaan, waktu penulisan cerita dan di pihak.
  • Latar sosial merupakan hal yang berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang begitu kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Tidak hanya itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial dan tokoh yang bersangkutan. 
e. Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view merupakan suatu cara atau pandangan yang dipergunakan oleh pengarang sebagai sarana dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang memiliki bentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang tersebut dibagi ke dalam 3 yakni. 
  • Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kemudian kata diganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dengan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri. 
  • Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari laur dari pada yang terlihat dalam sebuah cerita pengarang yang biasanya menggunakan kata ganti dari orang ketiga. Pencerita dalam sudut pandang orang ketiga terdiri di luar cerita sehingga pencerita tidak dapat memihak kepada salah satu tokoh dan kejadian yang diceritakan. Sehingga dapat dikatakan menggunakan kata ganti nama ia, dia, dan mereka, pengarang dapat menceritakan suatu kejadian jauh ke masa lampau dan masa sekarang. 
  • Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, yang sama sekali terdiri dari suatu cerita yang ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia dapat melihat hingga ke dalam pikiran toko dan dapat mengisahkan batin yang dalam diri tokoh. 

Baca Juga:

Pengertian, Ciri-Ciri, & Fungsi Sastra
Pengertian Cerpen dan Ciri-Ciri Cerpen
Pengertian, Unsur & Contoh Surat Lamaran Kerja

Demikianlah informasi mengenai Unsur-Unsur Novel. Semoga informasi ini dapat membantu teman-teman dalam mengkaji sebuah novel atau membuat sebuah novel baik unsur intrinsik atau unsur ekstrinsik dalam sebuah novel. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Referensi Unsur-Unsur Novel: 

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010),
Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra INDONESIA untuk SMTA (Jakarta: Erlangga, 1989), 

Saturday, July 29, 2017

Fungsi Novel: Apa Fungsi Novel?

Fungsi Novel - Pada dasarnya, fungsi novel untuk menghibur para pembaca. Novel adalah cerita yang terkandung juga di dalamnya tujuanya untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Novel merupakan ungkapan dan gambaran kehidupan manusia di suatu zaman yang dihadapkan terhadap suatu permasalahan hidup. 

Permasalahan hidup manusia yang begitu kompleks mampu melahirkan suatu konflik dan pertikaian. Melalui novel demikian, pengarang dapat menceritakan tentang aspek kehidupan manusia secara mendalam khususnya berbagai perilaku manusia.

Novel memuat tentang kehidupan manusia dalam menghadapi suatu permasalahan hidup. Novel berfungsi untuk mempelajari tentang kehidupan manusia di zaman tertentu. Hal demikian yang membuat para pengarang untuk menuangkannya dalam karya sastra novel dengan suatu harapan bisa mengambil manfaatnya bagi pembacanya. 

Para novelis mengajarkan lebih banyak mengenai sifat-sifat manusia daripada psikolog karena novelis bisa mengungkapkan kehidupan batin dari tokoh-tokoh pada novel yang dituliskannya. Ada yang mengungkapkan bahwa novel dapat dijadikan sebagai sumber bagi para psikolog atau menjadi kasus sejarah yang mampu memberikan sebuah ilustrasi dan contoh.

Bahkan, juga dikatakan bahwa novelis mampu menciptakan dunia yang memiliki kandungan nilai kebenaran dan pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan. 

Manfaat dari membaca karya sastra atau novel memberikan kegembiraan dan kepuasaan batin, memberikan penghayatan yang begitu mendalam terhadap suatu apa yang kita ketahui, serta mampu menolong pembaca menjadi manusia yang berbudaya.

Selain dari pada itu, dengan membaca novel mampu memberi kesadaran kepada pembaca mengenai kebenaran-kebenaran hidup. Alhasil cipta sastra akan selalu berbicara mengenai masalah manusia dengan segala permasalahan hidupnya, baik melalui hubungan manusia dengna mnausia, manusia dengan lingkungannya maupun dengan manusia dengan penciptanya. 


Fungsi Novel

Hasil karya sastra novel mengandung keindahan yang mampu menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian dan dapat menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam karya sastra dalam memperkaya kehidupan batin manusia khususnya bagi pembaca. 

Fungsi karya sastra khususnya novel sebagai berikut: 
  1. Fungsi pertama adalah sebagai alat penting bagi pemikir dalam menggerakkan pembaca dalam sebuah kenyataan dan menolongnya untuk mengambil suatu keputusan jika terdapat suatu masalah. 
  2. Sebagai pengimbang sains dan juga teknologi 
  3. Sebagai alat yang dapat meneruskan tradisi suatu bangsa dalam arti yang positif, bagi masyarakat sezamannya dan masyarakat yang akan datang, antara lain: kepercayaan, cara berpikir, kebiasaan, pengalaman sejarahnya, rasa keindahan, bahasa serta juga bentuk-bentuk kebudayaan. 
  4. Sebagai sesuatu yang dimana terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang mendapat tempat yang sewajarnya, dipertahankan dan disebarluaskan, khususnya di tengah-tengah kehidupan modern yang ditandai dengan menggebu-gebunya kemajuan sains dan juga teknologi. 
Selain itu, Agustien S., Sri Mulyani dan juga Silistino berpendapat bahwa fungsi sastra khususnya novel adalah sebagai berikut.. 
  1. Fungsi rekreatif, yang dapat memberikan hiburan dalam menyenangkan bagi pembacanya. 
  2. Fungsi didaktif, yakni mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya dengan adanya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. 
  3. Fungsi estetis, yakni mampu memberikan keindahan bagi pembacanya. 
  4. Fungsi moralitas, mampu memberikan pengetahuan kepada pembacanya sehingga dapat mengetahui moral yang baik dan juga buruk. 
  5. Fungsi religius, yang memiliki kandungan ajaran agama yang diteladani bagi para pembaca sastra. 

Baca Juga: 



Demikianlah informasi mengenai fungsi novel. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah pengetahuan kita. Alangkah lebih baiknya, saran penulis kepada pembaca adalah teman-teman membuktikan sendiri bagaimana itu fungsi novel sendiri menurut anda, menurut anda para pembaca, bagi teman-teman sendiri. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Referensi Fungsi Novel: 
Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawacana. hlm: 77-83

Tags