MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN
YANG LOGIS DALAM DISKUSI
MAKALAH
OLEH KELOMPOK II
1. SRI KARDINA ( 5286 )
2. RIFQATUL AWALIA ( 5467 )
3. TEGUH SUPRAYOGO ( 5563 )
KELAS XII IA I
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2013
(Sampul dalam)
MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN TANGGAPAN
YANG LOGIS DALAM DISKUSI
Diajukan untuk memenuhi tugas sekolah
MAKALAH BAHASA INDONESA
OLEH KELOMPOK II
SRI KARDINA
RIFQATUL AWALIA
TEGUH SUPRAYOGO
KELAS XII IA I
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan anugerah yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan sesuai dengan jadwal. Selawat dan salam tidak lupa penulis curahkan kepada nabi besar Rasulullah Muhammad saw. yang telah membawa kita semua dari zaman kegelapan hingga zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini yang berjudul �Menyampaikan Gagasan Dan Tanggapan Yang Logis Dalam Diskusi�. Hasil makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menyampaikan gagasan dan tanggapan yang logis dalam diskusi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan ilmu serta pengalaman penulis yang dimiliki masih rendah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada pembimbing atau pembina, dan pihak- pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, semoga apa yang telah diberikan mempunyai arti tersendiri bagi penulis dan bermanfaat bagi kita semua.
|
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Diskusi1. Macam-macam Diskusi2. Unsur Pokok Diskusi 63. Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Diskusi4. Prinsip � prinsip Diskusi5. Manfaat Diskusi Bagi Peserta6. Etika Berdiskusi 13B. Defenisi Tanggapan1. Pengertian Tanggapan Menurut Ahli 62. Cara Mengemukakan Tanggapan Yang Logis3. Contoh Tanggapan Yang LogisC. Defenisi Gagasan1. Pengertian Gagasan2. Cara Menyampaikan Gagasan Yang Logis 63. Contoh Gagasan Yang LogisBAB III PENUTUPA. Simpulan 23B. Saran 23DAFTAR PUSTAKA 2 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbicara dalam ragam budaya masyarakat Indonesia kini bisa terwujud dalam berbagai bentuk, di antara rutinitas kegiatan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari. Apabila dirunut dari aspek tujuan, tempat, waktu, pihak yang terlibat, serta sarana yang dipergunakan, kegiatan berbicara menurut G. Sukadi (1997) dapat dibedakan menjadi obrolan, musyawarah/rapat, diskusi dan debat.
Diskusi merupakan kegiatan berbicara bersama yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari kebenaran (ilmiah), dilakukan dalam situasi resmi di tempat yang formal meski kadang diskusi nonformal bisa dilakukan di tempat tak formal, dilakukan oleh kalangan yang mencari kebenaran atau meningkatkan kualitas kebenaran, dilaksanakan dalam kelola waktu yang terprogram secara proporsional, diperlukan sarana dan peralatan sesuai dengan tingkat dan kualitas diskusi.
Inti dari kegiatan diskusi adalah terjadinya proses bertukar pikiran
antar peserta diskusi. Peserta di harapkan menyampaikan pendapatnya
terhadap permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya pendapat tersebut harus ditanggapi oleh peserta yang lain. Bermacam-macam bentuk tanggapan dapat disampaikan, misalnya dengan mempertanyakan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan, menyatakan sikap setuju atau tidak setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah dikemukakan. Munculnya berbagai sikap pikiran dan tanggapan yang berbeda-beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan berdiskusi. Semakin banyak tanggapan yang muncul menjadikan proses berdikusi semakin hidup dan dinamis.
antar peserta diskusi. Peserta di harapkan menyampaikan pendapatnya
terhadap permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya pendapat tersebut harus ditanggapi oleh peserta yang lain. Bermacam-macam bentuk tanggapan dapat disampaikan, misalnya dengan mempertanyakan maksud dari pendapat tersebut jika dianggap belum jelas. Tanggapan juga dapat disampaikan dengan, menyatakan sikap setuju atau tidak setuju/mendukung atau tidak mendukung terhadap pendapat yang telah dikemukakan. Munculnya berbagai sikap pikiran dan tanggapan yang berbeda-beda itu merupakan hal yang positif dalam kegiatan berdiskusi. Semakin banyak tanggapan yang muncul menjadikan proses berdikusi semakin hidup dan dinamis.
Meskipun demikian, hidupnya proses berdiskusi tidak selalu menjamin hasil yang diperoleh akan baik. Hal itu dapat terjadi jika pendapat dan tanggapan yang muncul hanya kata-kata kosong yang tidak ada isinya. Selain itu pendapat yang dikemukakan lemah, tidak bersandar dan tanpa disertai alas an yang logis. Oleh karena itu dalam berdiskusi, setiap pendapat dan tanggapan yang dikemukakan harus disertai alasan atau argument yang logis dan berdasar. Pendapat juga harus disampaikan dengan bahasa yang efektif, sopan dan jelas. Hal itu merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam diskusi.
Untuk hal tersebut, maka pada makalah ini akan dibahas beberapa poin penting yang harus diketahui dalam menyampaikan gagasan dan tenggapan yang logis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan kami antara lain:
1. Bagaimana cara berdiskusi dengan baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menyampaiakan tanggapan yang logis ?
3. Bagaimana cara menyampaiakan gagasan yang logis ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kami yaitu :
1. Untuk mengetahui cara berdiskusi dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui cara menyampaiakan tanggapan yang logis dalam forum diskusi.
3. Untuk mengetahui cara menyampaikan gagasan yang logis dalam forum diskusi.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan kami yaitu :
1. Siswa dapat mengetahui cara berdiskusi dengan baik dan benar.
2. Siswa dapat mengetahui cara menyampaikan tanggapan yang logis dalam forum diskusi.
3. Siswa dapat mengetahui cara menyampaiakan gagasan yang logis dalam forum diskusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diskusi
Secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa Inggris, discussion berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu, berbicara boleh berbeda tetapi tetap merupakan satu kesatuan, menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan, kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.
Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari diskusi menurut penulis, diskusi merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Salah satu ciri yang paling menonjol dalam diskusi adalah adanya forum tanya jawab.
Diskusi terdiri dari beberapa macam diantaranya seminar, simposium, lokakarya, santiaji, muktamar, konferensi, diskusi panel, dan diskusi kelompok. Didalam diskusi terdapat beberapa komponen diskusi diantaranya pemimpin diskusi (moderator), penyaji makalah, notulis, dan peserta diskusi.
1. Macam-macam Diskusi
a. Seminar
b. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.
c. Lokakarya/Sanggar Kerja
d. Santiaji
e. Muktamar
f. Konferensi.
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
g. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator.
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.
2. Unsur Pokok Diskusi
a. Dilakukan oleh dua orang atau lebih ( kelompok)
b. Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan
c. Ada tujuan yang hendak dicapai, terutama demi kemajuan ilmu dan pengetahuan
d. Tempatnya sudah ditentukan
e. Waktunya sudah dibatasi
f. Pihak-pihak yang terlibat juga sudah jelas kedudukan dan fungsinya
3. Cara Menentukan Topik Diskusi
a. Memikirkan atau mengingat sesuatu yang pernah dan kita ketahui, kita alami, kita rasakan, dan kita bicarakan.
b. Membaca buku, koran, majalah, atau referensi lain.
c. Memperkaya referensial tak tertulis, lewat media audio visua.
d. Menyimak pidato, ceramah, dialog cendekiawan atau tokoh-tokoh tertentu.
e. Mengadakan pengamatan, penelitian, wawancara.
4. Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Diskusi
a. Pemimpin diskusi :
a) Membuka diskusi
b) Menyampaikan aturan permainan diskusi
c) Memimpin diskusi dengan sabar,jujur,ramah,dan adil
d) Menjadi motor penggerak dalam diskusi
e) Menanggapi dan menghargai semua pendapat
f) Merumuskan simpulan dan rangkuman
g) Menutup diskusi
b. Penyaji
a) Menyiapkan dan membuat makalah yang dilandasi eferensi mutakhir
b) Menyajikan makalah dengan jelas, berurutan, dan meyakinkan
c) Menjawab pertanyaan dengan objektif berdasarkan fakta
d) Berusaha agar penanya puas dengan jawabannya
c. Peserta
a) Mempelajari masalah yang akan didiskusikan dari berbagai sumber
b) Mendengarkan dengan penuh perhatian
c) Tidak bersikap emosional dan berprasangka jelek terhadap pembicara dan peserta lain
d) Bila mengajukan pertanyaan secara sopan, jelas, mudah dipahami, dan terfokus ke masalah yang dibicarakan
e) Ikut menjaga kelancaran diskusi
f) Menerima keputusan diskusi dengan lapang dada
5. Prinsip-prinsip Diskusi
Salah satu cara memecahkan permasalahan adalah dengan berdiskusi. Dengan saling bertukar pikiran dan wawasan, permasalahan yang rumit niscaya dapat diuraikan dan pada akhirnya akan diperoleh jalan keluarnya. Proses diskusi akan berjalan secara efektif jika peserta menyadari hakikat diskusi dan memegang teguh prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi. Berikut ini beberapa prinsip berdiskusi yang harus diperhatikan:
a. Diskusi merupakan forum ilmiah untuk bertukar pikiran dan wawasan dalam menyikapi suatu permasalahan yang dihadapi bersama. Diskusi bukan forum untuk berbagi pengalaman (sharing), perasaan (curhat), kepentingan (musyawarah), atau ilmu kepintaran (mengajar).
b. Dalam diskusi, harus terjadi dialog atau komunikasi intelektual dan ilmiah. Dalam hal ini, harus dijauhkan unsur emosional dan mengabaikan kedekatan hubungan personal sehingga terlahir pemikiran � pemikiran yang rasional dan objektif.
c. Diskusi merupakan forum resmi, formal, dan terbuka. Oleh karena itu, proses komunikasi menggunakan bahasa nasional yang baku sehingga dapat dipahami semua kalangan dengan baik. Diskusi bukan forum kekeluargaan yang ditujukan pada kelompok terbatas.
d. Diskusi berlangsung dalam situasi yang tertib, teratur, dan terarah serta bertujuan jelas. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat dan instrumen pendukung seperti ketua/moderator, notulis, dan tata tertib.
Proses diskusi dikatakan hidup dan sehat jika seluruh peserta terlibat secara aktif dengan mengikuti tatanan yang ada. Sebaliknya, akan dikatakan tidak sehat jika proses bertukar pikiran didominasi oleh satu atau dua pikiran saja.
6. Manfaat Diskusi Bagi Peserta
a. Peserta dapat memahami suatu masalah, mengetahui latar belakang masalah atau sebab-sebab dan menemukan jalan keluar atau solusi masalah yang sulit.
b. Peserta dapat menentukan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan, kegiatan, pekerjaan, dan bersikap tertentu.
c. Peserta dapat menganalisis bersama suatu masalah dan mencari alternatif-alternatif gagasan, rencana kebijakan, tindakan atau keputusan yang tepat.
d. Peserta dapat memperoleh informasi, ide atau gagasan dari peserta lain, dapat belajar dari peserta lain tentang pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, cara mengambil keputusan atau kesimpulan, dan lain-lain.
e. Peserta dapat saling mengamati, saling menilai, saling belajar, saling menghargai.
f. Peserta dapat belajar mengemukakan pendapat dan berlatih menanggapai pendapat orang lain.
g. Peserta dapat belajar berorganisasi baik sebagai angota maupun staf pimpinan.
5. Etika Berdiskusi
a. Niat : hendaknya anggota diskusi menahan diri untuk tidak berdiskusi, jika ia tidak yakin bahwa motivasinya karena Allah Swt semata. Hendaklah ia tidak mempunyai maksud untuk menunjukkan kepandaian dan keluasan wawasannya dalam setiap perbincangan atau mengangkat dirinya atas orang lain dengan meremehkan lawan bicara atau membanggakan diri untuk mendapatkan sanjungan.
b. Situasi yang Kondusif: Seorang pelaku diskusi hendaklah melihat situasi sebelum berdiskusi, apakah cocok untuk melakukan diskusi atau tidak. Situasi yang melingkupi kita menyangkut tiga macam, yaitu tempat, waktu, dan manusianya. Ungkapan klasik menyatakan, "Tidak setiap yang diketahui itu harus diucapkan. Setiap posisi sosial memiliki kata-katanya sendiri."
c. Ilmu: Janganlah memperbincangkan suatu tema yang tidak di mengerti dengan baik dan janganlah membela suatu pemikiran manakala kamu tidak yakin dengan pemikiran tersebut.
d. Manusia itu Beragam : Kemampuan otak manusia, tingkat pemahaman, dan keluasan wawasannya, sangat berbeda-beda. Argumentasi yang bisa dipahami oleh Zaid, belum tentu dapat dipahami oleh Amar. Pembicara yang baik adalah pembicara yang memahami dengan siapa ia berbicara, lalu ia dapat menentukan metode yang dianggap sesuai untuknya.
e. Jangan Mendominasi Pembicaraan : Pelaku diskusi atau pembicara secaara umum, tidak boleh mendominasi pembicaraan, yakni tidak memberikan kepada pihak lain peluang berbicara. Tetapi cegahlah ia berbicara yang bertele-tele, sehingga keluar dari konteksnya.
f. Mendengarkan dengan Baik : Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik, karenanya jadilah pendengar yang baik. Janganlah memotong pembicaraan orang lain. Sebaliknya, perhatikan ia sebagaimana engkau sendiri juga senang jika orang lain memperhatikanmu. Ketahuilah bahwa kebanyakan orang sebenarnya lebih menghormati pendengar yang baik daripada pembicara yang baik.
g. Perhatikan Diri Sendiri : Ketika engkau tengah berbicara, perhatikanlah dirimu sendiri, apakah engkau berbicara terlalu keras.
h. Kejelasan : Tegasnya ungkapan, fasihnya lisan, dan bagusnya penjelasan adalah sebagian dari pilar-pilar penopang diskusi dan dialog yang produktif.
i. Penggunaan Ilustrasi : Pelaku diskusi yang cerdik adalah mereka yang pandai membuat ilustrasi guna melengkapi dan memperjelas setiap uraian pembicaraannya.
j. Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan : Sikap fanatik dalah sikap tetap tidak menerima kebenaran setelah adanya kejelasan dalil. Seorang muslim adalah pencari kebenaran. Ia tidak fanatik kepada individu, kelompok, atau paham tertentu. Berpijaklah diatas kebenaran di manapun kebenaran itu berada. Mengakui kesalahan setelah tidak mengakuinya di awal pembicaraan dapat menarik simpati dan penghargaan dari lawan bicara. Berbeda halnya jika ia bergeming dengan kesalahannya, hal ini bisa menghilangkan rasa hormat dari orang lain, juga dari dirinya sendiri.Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan : Hormatilah kebenaran.
k. Jadilah orang yang jujur ketika menyampaikannya. Janganlah engkau memotong ungkapan, sehingga mengubah konteksnya atau mencabut dari relevansinya dengan memberikan penafsiran sesuai dengan keinginanmu. Di antara cara menghormati kebenaran adalah engkau tidak berargumentasi dengan mengutip pendapat orang yang tidak bisa dipercaya ilmu dan kejujurannya.
l. Pemikiran dan Pemiliknya : Dalam suatu diskusi, sebaiknya yang dibahas, dianalisis, dikritik, dan disanggah adalah pemikirannya, bukan pemilik pemikiran itu. Hal itu untuk menghindari berubahnya forum diskusi menjadi forum percekcokan yang disertai dengan caci maki atau berubah dari forum diskusi pemikiran menjadi forum perseteruan fisik oleh individu-individu yang ada.
m. Yang Lebih Baik : "Berdebat dengan cara yang baik" itu artinya engkau tidak bersikap apriori terhadap pendapat lawan bicaramu dan menunjukkan penghargaan kepadanya, meskipun pendapat itu barangkali bertentangan dengan pikiranmu.
n. Menyerang dan Mematahkan : Metode menyerang dalam berdiskusi, meskipun dengan argumentasi yang kuat dan dalil yang nyata, dapat menimbulkan kebencian bagi orang lain. Hal itu karena mendapatkan simpati hati, sebenarnya lebih penting daripada mendapatkan perubahan sikap tetapi tidak berangkat dari hati yang tulus. Adapun jika engkau bersikap lemah lembut, ia akan merasa puas dengan pendapatmu, cepat atau lambat.
o. Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang : Perbedaan pendapat, antarkawan dan sahabat, sering sampai menghapuskan rasa cinta dan kasih sayang. Waspadalah untuk tidak jatuh ke dalamnya. Perdebatan atau perbincangan, atau diskusi pada umumnya berpengaruh terhadap perasaan dan hati. Ingatlah hal ini tatkala engkau tengah berbicara dengan seseorang. Janganlah engkau tunjukkan sikap permusuhan kepada seseorang.
p. Jangan Marah : Jika lawan bicaramu tidak setuju dengan pendapatmu, jangan terburu marah. Janganlah engkau coba memaksakan semua orang untuk mengiyakan apa yang engkau anggap benar.
q. Jangan Keraskan Suaramu : Orang yang tengah berdialog sebaiknya tidak mengeraskan suaranya lebih dari yang dibutuhkan oleh pendengar, karena suara yang keras itu jelek dan menyakitkan. Pelaku dialog bukanlah seorang orator yang terkadang pada saat-saat tertentu dituntut harus mengeraskan suaranya. Perlu diingatkan pula, bahwa kerasnya suara sama sekali tidak dapat menguatkan suatu argumentasi.
B. Defenisi Tanggapan
1. Pengertian tanggapan menurut ahli yaitu :
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak terlepas dari pembahasan, proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.
b. Mar�at (1984) yang menyatakan bahwa respon merupakan reaksi akibat penerimaan stimulus, dimana stimulus adalah berita, pengetahuan, informasi, sebelum diproses atau diterima oleh indranya.
c. Menurut Berlo1960 (dalam Reza Yogaswara), Merumuskan respon sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil atau akibat menerima stimulus.
d. Menurut Gulo (1996), respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut.
e. Respon adalah Setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau balasan (respon) terhadap rangsangan atau stimulus (Sarlito, 1995).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan menurut penulis respon atau tanggapan adalah reaksi yang berupa tanggapan atau jawaban terhadap stimulus yang diterimanya yang berupa informasi, berita dan pengetahuan.
2. Cara mengemukakan tanggapan yang logis
a. Pertanyaan dan tanggapan yang dikemukakan berhubungan dengan masalah yang dibicarakan.
b. Pertanyaan dan tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan pemecahan masalah.
c. Pertanyaan dan tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
d. Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengan kata dan kalimat yang tepat.
e. Pertanyaan dan tanggapan disampaikan dengansikap terbuka dan sopan.
f. Pertanyaan dan tanggapan dapat didukung atau diperjelas dengan gerak, mimik, nada suara, tekanan, dan intonasi.
Selain tanggapan, dalam diskusi juga ada berbagai pertanyaan atau penolakan yang diajukan. Pertanyaan atau penolakan tersebut harus sesuai dengan materi yang dibahas atau data yang telah disediakan oleh pemateri. Pertanyaan atau kalimat penolakan tidak boleh memojokkan orang lain. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menolak atau menyangga pendapat orang lain, diantaranya :
a. Emosi marah dan prasangka negatif harus dihindari.
b. Sanggahan harus objektif, logis, dan jujur.
c. Menunjukkan data, fakta, ilustrasi, contoh, atau perbandingan yang dapat meyakinkan peserta lain.
d. Sanggahan atau penolakan disampaikan secara urut, terperinci, teliti, dan tidak berbelit-belit. Dengan demikian, sanggahan mudah dimengerti.
e. Jangan menjelekkan orang lain.
3. Contoh tanggapan yang logis
Tentunya ketika kita bertanya pada pihak penyaji, pihak penyaji tersebut akan menjelaskan jawabannya secara terperinci dan jelas. Apabila kita merasa tidak puas dengan jawaban dari pihak penyaji, kita masih bisa menanggapi jawaban tersebut. Dalam menanggapi jawaban tersebut, tentunya hal tersebut harus didasarkan dengan cara yang baik dan tanggapan yang logis atau masuk akal. Seperi apa itu tanggapan yang logis ? logis atau diterima oleh logika kita bisa juga berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan melalui kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos dan biasanya disebut sebagai berpikir atau penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Adapun contoh tanggapan logis jika kita tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh pihak penyaji :
� Saya kurang sependapat dengan Saudara, karena pada dasarnya wirausaha memerlukan modal, bukan hanya didasarkan pada kemauan saja. bukankah kemauan tanpa kemampuan sama saja dengan nol ? �
Tentunya hal tersebut hanya merupakan contoh tanggapan logis. Hindari penggunaan kata yang kasar atau sok menggurui. Usahakan anda menggunakan bahasa yang sopan, berpikir kritis dan logis, menjauhkan emosi dari subjektifitas dan mampu memilih fakta sesuai dengan tujuan, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sulit untuk dibantah. Selain itu, perlu anda perhatikan juga bahwa pertanyaan anda sebaiknya sesuai dengan materi yang disampaikan oleh penyaji dan hindari pula pertanyaan yang dapat memojokkan orang lain atau bersifat menjatuhkan.
C. Defenisi Gagasan
1. Pengertian Gagasan
Gagasan adalah pikiran, atau ide tentang suatu hal (orang atau peristiwa). Gagasan sama hal nya dengan pendapat. Jika ingin mengajukan pendapat atau gagasan dalam diskusi, harus disertakan dengan argumentasi. Argumentasi adalah pemberian alasan, contoh, dan bukti sehingga peserta diskusi membenarkan pendapat, gagasan, dan sikap. Anda dapat mengemukakan persetujuan atau penolakan terhadap pendapat orang lain. Akan tetapi, persetujuan dan penolakan tersebut harus bersifat objektif dan disertai alasan yang logis.
2. Cara menyampaikan gagasan yang logis
Ketika kita ingin menyampaikan gagasan kita di depan orang banyak, tentunya hal tersebut tidak boleh kita lakukan secara sembarangan. Ada etika yang perlu kita perhatikan dalam menyampaikan gagasan kita, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Ada gagasan yang ingin kita sampaikan
b. Gagasan tersebut disampaikan melalui bahasa yang bisa didukung oleh intonasi atau gerak
c. Sebaiknya kita berusaha agar pendapat kita bisa didengar oleh semua orang
d. Penerima ide bisa memberikan tanggapan terhadap gagasan yang telah disampaikan
e. Kita juga harus memperhatikan kondisi dan situasi pada saat berlangsungnya rapat atau seminar
f. Sebaiknya anda gunakan juga ekspresi yang tepat
g. Jika bisa, anda juga boleh menggunakan data data pendukung yang dapat memperkuat pendapat anda
h. Sampaikan pendapat anda secara logis, sistematis, jelas dan mudah untuk diterima oleh orang banyak
i. Perhatikan juga sopan santun dalam penggunaan bahasa dan cara bertanya anda
Selain etika dalam menyampaikan gagasan yang bersifat logis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan gagasan. Agar mampu mengemukakan pendapat dengan alasan yang logis, lakukan langkah-langkah berikut :
a. Berpikir kritis dan logis.
b. Menjauhkan emosi dan subjektivitas.
c. Mampu memilih fakta yang sesuai dengan tujuan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sulit dibantah.
3. Contoh gagasan yang logis
Diskusi merupakan pembahasan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk mencapai kesepakatan. Dalam diskusi, ide diperdebatkan sehingga tampak kekurangan dan kelebihan dari ide tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam diskusi akan dikaji sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipahami oleh seluruh peserta diskusi.
Perdebatan/pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan penolakan pendapat. Hal-hal tersebut wajar dalam sebuah diskusi asalkan disampaikan dengan penuh tanggung jawab disertai bukti/alasan yang kuat. Selain itu, seseorang yang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi harus menyampaikannya secara santun, misalnya :
a. Maaf, saya kurang setuju dengan pendapat Saudara. Menurut saya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab salah satu pihak.
b. Maaf, Saudara Amin, usul Anda sebenarnya menarik, tetapi perlu diingat bahwa kita tidak mempunyai dana yang cukup.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Diskusi adalah sebuah proses perbincangan antara dua orang atau lebih dimana orang tersebut bertukar pikiran dengan tujuan memperoleh hasil yang dapat diterima.
2. Respon atau tanggapan adalah reaksi yang berupa tanggapan atau jawaban terhadap stimulus yang diterimanya yang berupa informasi, berita dan pengetahuan.
3. Gagasan adalah pikiran, atau ide tentang suatu hal (orang atau peristiwa). Gagasan sama hal nya dengan pendapat.
B. Saran
Penulis menyarankan :
1. Pemerintah sebaiknya memperbanyak buku-buku yang diedarkan ke setiap perpustakaan supaya dapat bermanfaat nantinya bagi siswa ketika mendapatkan tugas untuk membuat suatu makalah.
2. Perpustakaan SMAN 2 Bantaeng agar lebih melengkapi koleksi buku- buku sastra sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa berkreatifitas dalam membaca sehingga dalam pembuatan makalah siswa lebih mudah mendapatkan referensi.
3. Penulis berharap bagi pembaca setelah membaca makalah ini mampu menyampaiakan gagasan dan tanggapan dengan alas an yang logis dalam forum diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Demas dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Surakarta : Depertemen Pendidikan Nasional.
Sunarji. 1994. Mahir Berbahasa Indonesia 1A. Jakarta : PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Subroto dkk. 1994. Mahir Berbahasa Indonesia 1C. Jakarta : Erlangga.
http://www.scribd.com/doc/24281155/DISKUSI
إرسال تعليق