Latest News

Showing posts with label Artikel Filsafat. Show all posts
Showing posts with label Artikel Filsafat. Show all posts

Tuesday, September 12, 2017

Pengertian Simbol, Fungsi & Simbol Menurut Para Ahli

Membahas mengenai simbol, menurut penulis bukanlah sebuah perkara yang sulit. Pasalnya simbol, setiap harinya telah kita temui dalam kehidupan ini, didunia yang sarat akan simbol. Diri manusia dimanapun ia berada, tidak akan pernah terlepas dari yang namanya simbol. Saat kita tertidur, terbangun dan melakukan aktivitas hingga kembali lagi, hidup kita akan terus bersama-sama dengan simbol dan bahkan diri kita, merupakan sebuah simbol terhadap simbol-simbol lainnya.

Memang, pernyataan penulis teramat memusingkan dan juga membingunkan untuk kita pahami. Ketika kita bersama-sama berpikir dan memahami, segala suatu bentuk mengenai simbol maka tentu kita akan sadar bahwa dunia ini adalah rangkaian sebuah simbol yang tersusun rapi.

Bahkan, perlu kita ketahui secara bersama-sama, simbol telah hadir sebelum manusia diciptakan dari bumi ini. Simbol-simbol tersebut telah ada,  dan kehadiran simbol tersebut semakin diperkuat dengan hadirnya manusia.

Manusia memberikan sebuah simbol yang lebih utuh dan kompleks. Ketika bumi dalam literatur ataupun alam semesta ini, merupakan bagian dari simbol yang telah tercipta dan terbentuk sebelum manusia pertama yakni adam.

Alam semesta tersebut, terdiri atas beragam simbol dalam menyederhanakan sebuah objek atau benda-benda tersebut. Penyederhanaan objek tersebut, tentu tidak hanya dapat dilakukan oleh manusia, yang sebelum manusia pertama. Terdapat berbagai makhluk hidup yang lebih dahulu menempati alam semesta ini atau terkhusus bumi ini.

Siapkan Pikiran Kritis Anda Sebelum Melanjutkan Membaca

Hadirnya manusia, barulah proses simbolisasi sebagai bentuk penyederhanaan dan juga penamaan akan objek yang telah ada untuk dipahami lebih mendalam. Simbol yang dianalogikan sebagai bayangan dari objek tersebut, kini lebih tersubsimbolisasi sesuai dengan berbagai purwarupa atau perkembangan benda ataupun objek disekitar manusia.

Bahkan, dapat kita katakan bahwa setiap objek yang ada di sekitar kita, merupakan sebuah simbol. Kata "Objek" pula adalah berupa simbol. Begitupula dengan "Kata-kata" yang penulis tuliskan, tidak lepas dari sebuah simbol.

Menyentuh kepada manusia, kata "manusia" juga merupakan simbol. Menyangkut seluruh hal-hal internal atau bagian dalam manusia juga merupakan simbol. Contoh-contoh simbol dalam diri manusia seperti "nama anda" atau nama yang anda gunakan, merupakan simbol. Seluruh nama-nama manusia dan juga bentuk memberikan sebuah kata umum contohnya, "ibu", "ayah", "kakek", "nenek", juga merupakan simbol.

Hingga dalam pengantar pembahasan ini, penulis bertanya kepada teman-teman. "Jika Begitu, Yang Manakah di Alam Semesta ini atau di Bumi Yang Tidak Memiliki Simbol atau Tidak Bersimbol?.

Pertanyaan ini, semakin sulit untuk kita jawab. Termasuk penulis sendiri. Menjawab pertanyaan demikian, semakin memusingkan pikiran kita yang bukan simbol.

Mengapa? 

Sederhana, tersirat dibenak penulis tentang sebuah jawaban yakni yang tidak terlihat dan yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia atau makhluk hidup apapun.

Pernyataan penulis, tentu membuat kita untuk dapat menenangkan pikiran sejenak terhadap kepusingan akan pertanyaan ini. Namun, sejenak kemudian, pergolakan pikiran penulis kembali berhembus untuk membantahkan hal tersebut.

Mengapa? dan Bagaimana? 

Manusia adalah bentuk pemberian simbol dan sebagai penyederhanaan sebuah simbol yang banyak dipahami oleh masyarakat umum, untuk hal ini penulis setuju.

Berbagai pemberian simbol dan juga penyederhaan simbol, tidak lepas dari indra atau alat-alat yang berada atau yang difungsikan manusia untuk melihat dan memikirkan objek atau hal apapun itu.

Beberapa alat-alat pengetahuan atau yang disebut dengan instrumen pengetahuan seperti indra, perasaan (wahmi), khayal, dan akal. Hal ini, merupakan alat yang digunakan untuk memberikan sebuah simbol dan juga sebagai penyederhanaannya.

Lalu, bisakah manusia menggunakan alat-alat tersebut terhadap benda yang tidak terlihat?.. Tentu, beberapa dari kita akan mengatakan "Tidak" "karena tidak dapat dilihat".

Penulis memahami kewajaran tersebut, namun ketika pertanyaan ini menyangkut mengenai suatu keyakinan yang kita anut, yang ternyata tidak dapat kita lihat, rasakan, raba ataupun alat-alat pengetahuan kita untuk mengetahui benda atau sesuatu itu yang tidak terlihat bisa kita simbolkan!.

Padahal, berbagai keyakinan dan kepercayaan ataupun agama-agama yang terbesar didunia, memiliki bentuk kebercayaan yang tersimbolkan namun tidak dapat dilihat dan dijangkau.

Jika sudah begini, apakah proses pemberian simbol yang dilakukan manusia ini keliru, atau memang sesuatu yang diberikan simbol tersebut memang tidaklah harus diberikan simbol !..

Ketika tidak harus diberikan simbol, yang mana simbol sebagai bentuk untuk memahamkan atau memberikan pengetahuan atau untuk kita yakini, maka dapat dikatakan untuk apa diyakini?.. karena dapat dikatakan juga itu hanyalah sia-sia. Atau paling mengenaskan, dapat juga dikatakan bahwa simbol-simbol tentang agama dan keyakinan tersebut atau yang tidak terlihat hanyalah mengada-ngada dan tidak patut untuk diikuti atau dianut.

Maka dapat dikatakan bahwa selama ini apa yang kita lakukan dalam bentuk kepercayaan, keyakinan dan agama yang kita anut. Dalam sebuah justifikasi atau pemberian kesimpulan adalah: 

"LEPAS KEYAKINAN DAN AGAMA ANDA YANG TIDAK MAMPU ANDA LIHAT DAN JANGKAU" 


Terlihat, pembahasan mengenai simbol semakin seru untuk kita kaji bersama-sama. Bagi teman-teman yang membaca pengantar ini, tentu akan memahami perkataan besar yang penulis tuliskan dari berbagai pengantar diatas sebelumnya. 

Istirahat Sejenak

Mari kita kembali memulai persoalan simbol yang semakin rumit dan sulit ini. Penulis juga kini telah semakin gusar dan pusing untuk mengarahkan pembahasan ini, dimana penulis dapat dikatakan juga terpengaruh dengan alur pengantar yang dimana penulis sendiri yang membuatnya.

Berpikir Lebih Kritis

Penulis juga sampai saat ini belum mempunyai jawaban akan hal tersebut dalam menyelesaikannya. Namun, ada beberapa hal yang mampu untuk menjadi pertimbangan teman-teman terkait persoalan simbol.

Dari awal penulis telah mengatakan bahwa setiap apapun itu adalah simbol dan juga simbol. Mau dari dari sekitar kita, dan juga kata-kata yang penulis tulis. Namun, kembali ke persoalan yang tidak terlihat. Terlepas dari bentuk-bentuk simbol yang digunakan yang menyakut khusus soal sesuatu yang dianutnya, "Ketidakadaan, tidak terlihat, dan tidak dapat dijangkau" hal tersebut merupakan sebuah simbol.

Simbol bahwa hal tersebut tidak terlihat. Tidak hanya itu, lebih dalam lagi dimana simbol-simbol tidak hanya dalam bentuk penyebutan nama atapun apapun itu terhadap sesuatu. Simbol juga dapat berupa tanda-tanda atau fenomena dan proses penciptaan alam semesta ini, merupakan sebuah simbol.

Pikiran kita, sebagai manusia atau beberapa dari kita hanya terlena dengan persoalan simbol yang berupa "kata, gambar, atau yang berbentuk".

Perlu kita ketahui pula bahwa simbol hanyalah kain yang menutup sesuatu yang mestinya.

Contohnya: Orang itu bernama Ronaldo, siapakah ronaldo itu?..

Coba Tebak, manakah simbol dan yang bukan simbol? 

Menjawab hal ini, mulai dari umum ke khusus.

Bilamana dimulai dari yang umum, maka nama Ronaldo adalah sebuah simbol untuk orang tersebut.

Kemudian, siapakah ronaldo? Menjelaskan bahwa siapakah dibalik simbol Ronaldo itu?..

Pertanyaan ini adalah bukti bahwa simbol hanya kain. Namun tidak hanya sampai disitu.

Dibalik ronaldo (orang itu) memiliki sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku orang itu (orang bernama ronaldo) juga merupakan simbol. Sikap dan perilaku tersebut digambarkan dalam sebuah simbol, seperti baik dlll.

Jika ada komentar terkait simbol ini, komentar dalam situs artikelsiana.com dinonaktifkan dan caranya hanya dengan membagikan di social media anda khususnya facebook kemudian tuliskan keluh kesah atau perasaan anda setelah membaca informasi ini. Sedangkan informasi umum mengenai simbol terkait judul yang kita angkat pada kali ini dapat teman-teman lihat dibawah ini...

Pengertian Simbol: Apa itu Simbol?

Secara etimologi, pengertian simbol berasal berasal dari istilah bahasa Yunani yakni Symboion dari Syimballo yang berari menarik kesimpulan berarti kesan. Secara terminologi, pengertian simbol adalah sarana atau media untu membuat dan juga menyampaikan pesan, menyusun sistem epistemologi dan menyangkut soal keyakinan yang dianut (Sujono S, 2001: 187). 

Pengertian simbol tidak lepas dari ingatan manusia secara tidak langsung bahwa manusia pasti akan mengetahui apa yang disebut dengan simbol. Tidak hanya itu, biasanya simbol didefinisikan sebagai suatu lambang yang digunakan sebagai pengirim pesan atau keyakinan yang telah dianutnya dan juga mempunyai makna tertentu. 

Arti simbol sering terbatas pada tanda yang konvensionalnya, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu yang memiliki arti tertentu yang disepakati bersama atau anggota masyarakat. 

Dalam kehidupan sehari-hari manusia juga biasa membicarakan mengenai simbol. Begitu juga kepada kehidupan manusia yang tidak mungkin tidak berurusan dengan suatu hasil kebudayaan. Namun, setiap harinya orang dapat melihat, mempergunakan dan bahkan setiap orang kadang kala merusak kebudayaan tersebut. 

Padahal, kebudayaan sebagai hasil ciptaan manusia selaku anggota masyarakat yang bersumber dari masyarakat dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, jadi masyarakat memiliki peran besar sebagai tempat dan mendukung hadirnya suatu kebudayaan tersebut. 

Seperti, pada masyarakat Jawa yang mempunyai kebudayaan dengan ciri khas yang merupakan bagian dari simbolisasi masyarakat jawa. Sedangkan contoh simbol dalam kehidupan sehari-hari yang berfungsi sebagai tempat media dalam menyampaikan pesan, menyusun epistemologi dan keyakinan yang dianutnya.

Namun tidak berhenti di situ saja, simbol bagi masyarakat jawa justru telah menjadi contoh yang terbuka hadirnya tempat sehingga kebenaran sesungguhnya dapat menjadi kabur (Herusatoto B, 2001: 7).

Simbol juga dapat diartikan sebagai berikut.
  • Simbol adalah tanda yang terlihat untuk menggantikan gagasan ataupun objek. 
  • Sombol adalah kata, tanda ataupun isyarat dalam mewakili sesuatu misalnya arti, kualitas, objek, abstraksi, dan gagasan. 
  • Simbol adalah arti dari kesepakatan bersama
  • Simbol biasa diartikan secara terbatas sebagai tanda yang konvensional, sesuatu yang dibangun oleh masyarakat ataupun individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati ataupun digunakan anggota masyarakat tersendiri. 
Dalam fakta sejarah pemikiran, istilah simbol mempunyai dua arti yang beragam dalam pemikiran terlebih menyangkut soal keagamaan. Arti simbol dalam praktek keagamaan dianggap sebagai gambaran yang dapat dilihat dari kenyataan tidak jelas dengan sistem pemikiran logis dan juga ilmiah (Loren Bagus, 2005: 1007). 

Menurut Herbert Blummer (1962) seorang tokoh modern dari teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa pengertian simbol menurut Blummer dalam istilah interaksionisme simbolik yang mengartikan bahwa simbol merupakan sifat khas manusia untuk berinteraksi melalui simbol.

Selain itu, simbol merupakan ciri khas bahwa manusia menjerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan sekedar reaksi dari tindakan seseorang terhadap orang lain. 

Fungsi Simbol

Manusia sebagai makhluk yang dalam perjalanannya telah mengenal simbol, menggunakan simbol demi tujuan mengungkapkan siapa dirinya. Manusia menjalani hidupnya tidak mungkin sendirian melainkan secara berkelompok atau yang disebut dengan masyarakat.

Manusia sebagai bagian anggota dalam masyarakat, sering kali menggunakan simbol dalam memahami bentuk suatu interaksinya.  Olehnya itu, simbol memiliki fungsi atau peran penting dalam bentuk komunikasi antar manusia (Faridatul Wasimah. 2012: 26). Adapun fungsi simbol tersebut adalah sebagai berikut..
  1. Simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia material dan juga sosial dengan membolehkan mereka untuk memberi nama, kategori, dan dalam mengingat berbagai objek yang mereka temui di manapun dan kapanpun. 
  2. Simbol berfungsi menyempurnakan manusia dalam memahami suatu lingkungannya. 
  3. Simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berpikir. Arti berpikir dianggap sebagai interaksi simboli dengan diri sendiri. 
  4. Simbol meningkatkan kemampuan manusia dalam memecahkan suatu persoalan. Sedangkan manusia dapat berpikir, dengan memfungsikan simbol-simbol sebelum melakukan suatu bentuk pilihan dalam melakukan sesuatu. 
  5. Penggunaan simbol memungkinkan setiap manusia untuk bertransendensi dari segi waktu, tempat dan mereka sendiri. Simbol tersebut dapat membayangkan hidup dimasa lampua ataupun akan datang. Dapat membayangkan tentang diri sendiri berdasarkan pandangan orang lain. 
  6. Simbol-smboml tersebut memungkinkan manusia dapat membayangkan suatu kenyataan metafisis misalnya surga dan juga neraka. 
  7. Simbol-simbol tersebut memungkinkan manusia agar tidak diperbudak oleh lingkungannya. Mereka dapat lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.  
Demikianlah informasi mengenai simbol. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita dalam memaknai simbol sebagaimana mestinya. Agar kita lebih peka terhadap segala sesuatu, terhadap tanda-tanda yang berada di sekitar kita. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Pengertian Simbol, Fungsi & Simbol Menurut Para Ahli - Artikelsiana.com
Ilustrasi Simbol

Referensi Simbol: 
  • Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka. hlm: 110. 
  • Wasimah, Faridatul. 2012. Makna Simbol Tradisi Mudun Lemah. Skripsi, UINSA. hlm: 25. 
  • Bagus, L. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm: 1007. 
  • Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: hanindita Graha Widia. hlm: 7. 

Thursday, August 17, 2017

Pengertian Ontologi, Sejarah, Aliran & Ontologi Menurut Para Ahli

Ontologi, yah suatu pembahasan yang membuat kepala kita terasa bengkak. Pasalnya ontologi adalah bagian filsafat, dan filsafat adalah memusingkan, jadi ontologi adalah memusingkan. 

Tentu bagi sebagian kalangan atau bagi kita teman-teman, tidak akrab dengan ontologi. Biasanya orang-orang mengetahui ini, adalah orang yang selalu baca buku, baca buku keras dan aktif dalam suatu kajian atau diskusi. 

Biasanya orang yang menggeluti hal demikian biasa dikatakan gila. Mengapa? karena terlalu kritis dan berpikir yang tidak-tidak. Seperti halnya penulis. 

Penulis juga senang dengan pembahasan demikian, mengenai ontologi. Namun, terkadang keasyikan membahas tentang ontologi ketika kita terlalu banyak mengetahui dan saking banyaknya mengetahui maka pikiran kita seolah-olah ingin terus tahu lebih dalam mengenai ontologi. 

Dari hal tersebut, ontologi banyak digemari dan banyak juga dimusuhi. Digemari karena otak terasa tidak berhenti untuk mencari, sedangkan dimusuhi karena butuh waktu lama untuk dapat suka dan umumnya karena memusingkan. 

Namun, jangan risau teman-teman. Ontologi tidak sesusah dan sesulit itu. Mengapa? karena pembahasan kali ini, penulis tidak akan memberikan kepusingan yang hadir dalam diri anda sendiri walau dengan sebab namun sebab yang hadir adalah bagian dari sebab yang anda sebabkan sendiri oleh sebab anda dilahirkan. Maaf klau pusing, artinya apa? anda manusia jadi wajar kalau. Berikut pembahasan ontologi

Ontologi

Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius di tahun 1936 M, demi memberikan nama tentang hakekat yang bersifat metafisis. Kemudian dalam perkembangannya Christian Wolf membagi metafisika ke dalam dua yakni metafisika umum dan khusus. 

Metafisika umum tidak lain adalah istilah lain dari ontologi. Sehingga dapat dikatakan bahwa metafisika atau ontologi adalah cabang dari filsafat yang membahas tentang prinsip mengenai dasar atau paling dalam segala sesuatu yang ada. 

Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. 

Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).

Sedangkan menurut Soetriono bahwa Ontologi sinonim dengan metafisika yakni, studi filosofi dalam menentukan tentang sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda dalam menentukan arti, struktur dan juga prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM). 

Pengertian Ontologi: Apa itu Ontologi? 

Pengertian ontologi secara etimologi atau Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani yakni 'Onta' atau 'Onto' yang memiliki pengertian sebagai suatu yang sungguh-sungguh ada dan adanya itu benar, atau kenyataan yang sesungguhnya. Sedangkan 'logos' memiliki arti sebagai kata, ilmu, studi tentang teori. 

Sedangkan pengertian ontologi secara terminologi, ontologi memiliki pengertian bahwa ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang benar-benar ada dan adanya itu benar. Teori tersebut membahas mengenai kebenaran yang ada atau ciri hakiki (pokok) dari keberadaan. 

Kesepakatan para ilmuwan mengenai ontologi membentuk latar belakang bagi cara mereka berteori. Pertanyaan tersebut muncul banyak dan tida ksemuanya dibahas. Namun, beberapa karakteristik penting dari ontologi sebagaimana dikembangkan dalam filsafat keilmuan diadaptasi oleh ilmu sosial. 

Ontologi adalah studi mengenai sesuatu yang ada dan tidak ada, atau dengan kata lain dapat dikatakan mempelajari tentang realitas. 

Dalam situs web What Is Ontology memberikan suatu definisi bahwa pengertian ontologi adalah ilmu atau studi tentang sesuatu secara khusus, cabang dari metafisika yang berhubung pada sifat dan relasi sesuatu yang ada; 

sistem khusus yang digunakan dalam menyelidiki masalah dan sifat terhadap suatu yang ada; filsafat pertama," definisi tersebut menekankan tentang ide bahwa ontoogi memberikan dua cara pandang terhadap dunia dan membentuk karakteristik pentingnya. 

Ontologi juga disebut sebagai filsafat pertama dimana tidak mungkin berfilsafat hingga dari sifat dari realitas dapat ditentukan. 

Pengertian Ontologi Menurut Para Ahli

Tidak hanya mengenai definisi diatas, Ontologi juga banyak diartikan oleh para ahli. Tidak lain karena ontologi adalah pembahasan yang menarik sehingga dari awal sebelum masehi hingga sekarang ini, tidak hentinya para ahli untuk memberikan pengertian atau definisi ontologi. Pengertian ontologi menurut para ahli tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Aristoteles
Menurut Aristoteles bahwa pengertian ontologi adalah pembahasan tentang hal ada sebagai hal ada (hal ada sebagai demikian) mengalami perubahan dalam, sehubungan objeknya. 

2. The Liang Gie
Menurut The Liang Gie, bahwa definisi ontologi adalah bagian dari filsafa dasar yang mengungkapkan mengenai makna dari sebuah eksisten yang pembahasannya terdiri dari: 
  • Apakah artinya ada, hal ada? 
  • Apakah golongan-golongan dari hal yang ada? 
  • Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada? 
  • Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori logis berlainan dikatakan ada?. 
3. Ensiklopedia Britannica
Menurut Ontologi dalam Ensiklopedi Britannica berangkat dari Aristoteles, mengatakan bahwa pengertian Ontologi adalah teori atau studi tentang being atau wujud misalnya karakteristik dasar terhadap suatu realitas. Ontologi persamaan dari metafisika yakni, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) terhadap suatu benda dalam menentukan suatu arti, struktur dan juga prinsip benda tersebut. 

4. Bakhtiar
Menurut Bakhtiar bahwa pengertian ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, sebagai suatu ultimate reality baik yang memiliki bentuk jasmani atau konkret maupun tentang rohani ataupun abstrak. 

5. Soetriono
Menurut Soetriono bahwa definisi mengenai ontologi merupakan azaz dalam menerapkan batas atau mengenai ruang lingkup suatu wujud yang menjadi objek dari penelaahan (objek ontologi atau obyek formal dari pengetahuan) serta mengenai penafsiran mengenai hakiakt realita (metafisika) dari objek ontologi atau objek formal tersebut dan merupakan landasan dari ilmu yang menanyakan terkait apa yang dikaji atau dibahas dalam suatu pengetahuan dan biasanya berkaitan terhadap alam kenyataan dan keberadaan. 

6. Suriasumantri 
Menurut Suriasumantri bahwa ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lain suatu pengkajian terhadap teori tentang ada. 

Pokok Pikiran Ontologi
Dalam pemahaman mengenai ontologi dapat dikemukakan pandanga-pandangan terhadap pokok pikiran dalam ontologi. Pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut: 
  • Monoisme
  • Dualisme
  • Pluralisme
  • Nihilisme
  • Agnotiisme
  • Materialisme
Demikianlah informasi mengenai Ontologi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Karena jika tidak maka kita tidak ada. Aku berpikir maka aku ada. Berpikirlah wahai teman-teman, untuk mengadakan diri kita. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Referensi: 
The Liang Gie. Suatu Konsep Ke Arah Penertiban Bidang Filsafat. Yogyakarta: 1977, hlm: 79, 80, dan 91.  
Ensiklopedia Britannica 
Monteiro, M Josef. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Membentuk Karakter Bangsa. cet-2. Yogyakarta: Deepublish. hal: 16. 
West Richard, dan Turner Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika. hlm: 55 

Tuesday, July 25, 2017

Pengertian Filsafat: Apa itu Definisi Filsafat ?

Istilah fisafat mengandung banyak pengertian. Ada banyak pengertian filsafat seperti yang diutarakan oleh Ahli filsafat baik barat maupun timur. Filsafat atau Falsafah diartikan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesutu se-dalam-dalamnya. 

Tak satu hal yang bagaimanapun kecilnya terlepas dari pengamatan kefalsafahan. Tak ada suatu pernyataan yang bagaimanapun sederhananya yang kita terima begitu saja tanpa pengkajian yang saksama.

Filsafat

Falsafah menanyakan segala sesuatu dari kegiatan berpikir kita dari awal hingga akhir misalnya dinyatakan oleh Socrates, bahwa tugas falsafah yang sebenarnya bukanlah menjawab pertanyaan namun mempersoalkan jawab yang diberikan. Kemajuan manusia dalam berfalsfah bukan saja diukur dari jawabn yang diberikan namun juga dari pertanyaan yang diajukannya.

Menurut arti kata filsafat adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia). Berdasarkan arti kata ini memiliki macam-macam definisi filsafat yang telah tersusun.

Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan. Filsafat berbeda dengan pengetahuan biasa yang dimiliki orang berdasarkan atas pengalaman hidup. Pengalaman hidup ini belum menjadi filsafat dalam arti teknis. Filsafat berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya. Mengapa? Filsafat memiliki obyeknya sendiri. 

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa terdapat dua model jawaban atau gagasan dalam memberikan gambaran terhadap pengertian filsafat. Pertama yang dilihat dalam pengertian filsafat adalah berdasarkan objek kajiannya. Sedangkan yang kedua model pengertian filsafat adalah sebagai model berpikir logis dan rasional.

Objek Kajian Filsafat 
Berdasarkan objek kajiannya, para filsuf bergumul dalam tiga pertanyaan yang paling mendasar.
1. Apa hakikat dari kenyataan?
2. Bagaimana kita dapat mengetahui?
3. Apa yang harus kita lakukan?

Penjelasan mengenai objek kajiannya ini yang pertama adalah berkaitan dengan metafisika atau hakikat kenyataan. Metafisika mengantarkan orang terhadap pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat dari kenyataan. Bertolak apa tidak dari kajian mengenai kenyataan di dunia, metafisika bergerak menuju dari hal-hal yang lebih hakiki dan konsep yang abstrak.

Contohnya: 
Apa itu manusia, metafisika akan berusaha mencermati kesatuan antara daging dan tulang yang kemudian melangkah maju menuju pemahaman mengenai apa hakikat manusia yang sesungguhnya. Metafisika juga berbicara soal apakah pada dasarnya manusia bebas atau tidak; apakah tuhan ada; apa arti memiliki; apa yang dimaksud dengan sebab dan akibat; apa hakikat bilangan, dan sebagainya.

Pertanyaan kedua adalah bagaimana kita dapat mengetahui. Pertanyaan demikian berhubungan dengan epistemologi yakni kajian terhadap pengetahuan dan dasar-dasar dari keyakinan. Epistemologi berkaitan dengan perumusan-erumusan teori pengetahuan, prasyarat yang diperlukan untuk mengetahui sesuatu.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh plato, pertanyaan tentang pengetahuan terkait dengan cara pandang manusia mengenai kebenaran yang meyakinkan. Pertanyaan mengenai epistemologi menyakut tentang dasar-dasar dari kebenaran.

Pertanyaan epistemologi tidak berkisar soal bagaimana kita mengetahui sebuah batu atau yang lainnya. Tetapi hingga pada pertanyaan mengenai, apa kebenaran dan bagaimana jalan cara mencapai kebenaran.

Kemudian pertanyaan ketiga adalah bagaimana kita dapat melakukan atau mempratekkan apa yang kita ketahui. Pertanyaan demikian, merupakan pertanyaan yang paling tua dalam filsfat. Pertanyaan ini juga merupakan pertanyaan ini perhatian pahlawan filsafat socrates.

Sebagian besar filsafat adalah penyelidikan tentang moralitas.Penyelidikannya bukan hanya menyangkut pengetahuan tentang yang benar dan yang salah, melainkan sampai kepada langkah-langkah dalam menentukan pilihan yang benar dalam kehidupan.

Mungkin juga anda berpikir bahwa objek kajian dalam filsafat adalah abstrak. Namun, abstrak bukan berarti tidak terdapat sangkut pautnya terhadap kehidupan.

Pertanyaan yang terdapat dalam filsafat membawa kita kepada tahap permenungan. Contohnya, anda dapat mencurigai politikus adalah pembohong dan mengatakan bahwa politikus mengetahui sesuatu tetapi berusaha untuk menutupinya.

Ada juga yang mengatakan bahwa politikus tidak pernah dengan sengaja menyesatkan atau merugikan siapapun atau orang lain. Akhirnya kemudian anda lebih mencari tahu dan menemukan lebih mendalam dibandingkan dengan jawaban praktis dari politikus yang semula tampaknya sedemikian jelas dan tegas.

Tidak mudah menjelaskan apa yang dimaksud Filsafat. Mengapa? Alasan yang paling mendasar untuk penulis jawab adalah sampai sekarang pengertian atau definisi filsafat itu sendiri. Ada banyak konsep dan penjelasan yang sangat jelas tentang filsafat. Terlebih terdapat banyak filsuf besar yang juga memberikan penjelasan dan menjabarkannya tentang filsafat.

Dalam pengertian ini, filsafat adalah model berpikir yaitu model berpikir logis dan runtut. Maksudnya, filsfat membantu untuk pencapaian kesimpulan terbaik yang didukung oleh pemikiran dan argumen yang jelas.

Mengkaji filsafat dari sisi objek penelitian dan model berpikir logis-rasional membantu kita untuk menempatkan pengertian filsafat dalam jaringan lebih luas yang merangkum sejarah dan kepedualian si tokoh dengan tentunya pertimbangan yang juga logis. Namun, apakah yang dimaksud dengan filsfat itu..

Pengertian Filsafat: Apa itu Filsafat

Banyak mahasiswa yang belajar mengenai filsafat. Keluh kesah bahwa mata kuliah ini membingungkan, membuat pusing kepala dan kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada di awang-awang saja. Padahal filsafat berada di sekitar kita. 

Benar jika dikatakan bahwa filsafat tidak konkret, karena menggunakan metode berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup kita. Mungkin disebabkan bersifat abstrak dan sulitnya memahami dari metode berpikir filsafat yang menyebabkan mata kuliah ini dipandang rumit. 

Dasar pengertian filsafat diambil dari kata philosohia atau philoshopos dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai  cinta dan kebijaksanaan. Secara simpel, pengertian filsafat atu filosofi adalah cinta pada pengetahuan (ilmu pengetahuan) dan kebijksanaan.

Dalam bahasa Arab, pengertian filsafat dirujuk dari muhibb al-hikmah dan dari bahasa belanda ialah wijsbegeerte. Dalam islam, tidak dikenal adanya filsafat islam. Satu satunya yang sepadan dengan pengertian filsafat dalam Islam adalah hikmah yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan.

Dalam bahasa Yunani memiliki arti cinta dan kebijaksanaan. Philos berarti cinta sedangkan phlia berarti persahabatan atau tertarik dan sophos berarti kebijaksanaan, keterampilan, pengalaman, keterampilan, praktis dan intelegensi.

Sejarah Yunani, Filsafat mencakup seluruh dari bidang ilmu pengetahuan. Hingga kini filsafat terlepas dan merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan.

Namun, filsafat memilikih hubungan dekat dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan dan juga filsafat merupakan rahim dari segala ilmu pengetahuan.

Pengertian filsafat secara luas adalah
  1. Usaha spekulaif manusia yang sangat rasional, sistematik, konseptual untuk memperoleh pengetahuan selengkap mungkin berdasarkan kaidah ilmiah 
  2. Ikhtiar untuk menentukan batas pengetahuan secara koheren dan menyeluruh 
  3. Wacana tempat berlangsungnya penelusuran kritis terhadap berbagai pernyataan dan asumsi yang umumnya merupakan dasar suatu pengetahuan 
  4. Dapat dipandang sebagai suatu tubuh pengetahuan yang memperlihatkan apa yang dilihat dan juga dikatakan.  
Pemikiran terhadap filsafat ada saat kesadaran manusia terhadap potensi akal budinya muncul. Menurut Frans Dahler dan Eka Budianta, filsafat ada saat 1200 SM di Tiongkok, India dan Yunani. Walaupun terkadang, banyak pemikiran tentang filsafat lahir di Yunani Kuno. Para ahli filsafat dan yang dijadikan rujukan terhadap pengertian filsafat lahir dikota ini

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli Filsafat
Filsafat dalam beberapa perjalan sejarahnya, telah menghasilkan berbagai para filsuf dan juga akademisi yang fokus dalam kajian filsafat. Beberapa diantaranya dapat dilihat pengertian filsafat menurut para ahli dibawah ini..
  1. Pengertian filsafat menurut  Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan 
  2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada 
  3. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda. 
  4. Marcus Tullius Cicero (106 � 43 SM)  mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya. 
  5. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan  menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
  6. Menurut Kattsoff, bahwa pengertian filsafat adalah sebagai berikut1. Filsafat adalah berpikir secara kritis, 2. Filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis. 3. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut. 4. Filsafat adalah berpikir secara rasional. 5. Filsafat bersifat komprehensif.
  7. Menurut Koento Wibisono, bahwa filsafat dapat didefinisikan dalam satu segi adalah sebagai ilmu yang berusaha memahami hakikat dari sesuatu 'ada' yang dijadikan sebagai objek sasarannya, sehingga filsafat merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. 
Ciri-Ciri Berfilsafat
Sedangkan ciri-ciri dari seorang berpikir filsafat menurut Ali Mundhofir adalah
  1. Berpikir secara radikal
  2. Universal
  3. Konseptual
  4. Kohern dan konsistensi 
  5. Sistematik
  6. Komprehensif
  7. Bebas
  8. Bertanggung jawab. 
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Filsafat: Apa itu Definisi Filsafat?. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan anda dan semakin membuat anda untuk mengenal dari hakikat pengetahuan. Informasi ini bukan maksud untuk memusingkan anda mengenai filsafat. Sebab dari mengapa anda pusing, karena dalam pemikiran mendalam penulis adalah anda hanya ingin mengejar praktis atau hal yang cepat dan mudah tanpa mengkaji berbagai hal yang penulis infokan pada kali ini, olehnya itu, ada baiknya beberapa dari informasi atau keseluruhan dari informasi ini, pembaca yang arif budiman untuk membaca secara seksama dan Mari Berfilsafat Setelah Belajar Filsafat. Sekian dan Terima Kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

http://www.artikelsiana.com/

Referensi Pengertian Filsafat: Apa itu Definisi Filsafat? 
Nasution, Ahmad Taufik. 2016. Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Kebenaran. Yogyakarta: Deepublish. hlm: 1-10. 
Sudibyo, Lies, dkk. 2014. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Deepublish. 1-9. 
Huijbers, Theo. 2011. Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. Cet-18.Yogyakarta: Kanisius. hlm: 11-12.  
Garvey, James. 2010. 20 Karya Filsafat Terbesar. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: iii-3. 

Tags