Latest News

Showing posts with label Biologi. Show all posts
Showing posts with label Biologi. Show all posts

Sunday, October 5, 2014

Sistem Indra pada Hewan

Sistem Indra pada Hewan|Hewan menganalisis keadaan lingkungannya melalui indra. Jenis indra setiap hewan tidak selalu sama. Indra hewan bertulang belakang lebih kompleks daripada indra hewan tak bertulang belakang. Kepekaan indra setiap hewan berbeda-beda bergantung pada perkembangan sistem saraf pusatnya. Suatu jenis hewan memiliki salah satu indra yang lebih peka dibandingkan dengan indra yang sama pada manusia. Namun, indra hewan yang lain kurang peka dalam mengenali keadaan atau penibahan yang terjadi pada lingkungannya.Untuk Mengetahui sistem indra pada hewan seperti mamalia, burung, reptilia, amfibi, Ikan, serangga, cacing, protozo, Mari kita lihat pembahasannya yang dirangkum dalam sebuah tema yakni : Sistem Indra pada Hewan seperti dibawah ini..

Sistem Indra pada Hewan

1. Indra pada Mamalia


Pada umumnya semua jenis indra yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki oleh mamalia. Mamalia memiliki lima macam alat indra. Masing-masing alat indra tersebut juga berkembang dan berfungsi dengan baik. Beberapa jenis mamalia, bahkan memiliki alat indra dengan kepekaan yang sangat kuat terhadap rangsangan terteKucing memiliki tiga macam indra istimewa, yaitu indra penglihat, pendengar, dan peraba. Mata kucing dapat melihat dengan baik meskipun pencahayaan di lingkungan redup atau agak gelap pada malam hari. Dalam keadaan demikian, sinar matanya berwarna kehijauan. Warna hijau itu berasal dari pantulan suatu lapisan di bagian belakang matanya. Pendengaran kucing sangat tajam karena daun telinganya mampu menangkap getaran bunyi sebanyak-banyaknya. Kucing juga memiliki kumis yang panjang dan kaku sebagai indra peraba yang sangat peka.


Anjing memiliki indra pencium dan pendengar yang sangat baik. Daya penciumannya yang tajam membuat anjing mampu mengikuti bau mangsanya sampai beberapa kilometer. Anjing pelacak dapat menemukan persembunyian seorang penjahat dengan mencium jejaknya. Telinga anjing juga dapat digerakkan dan ditegakkan sehi�gga mampu menangkap getaran bunyi dengan sangat baik. 

Indra pendengar kelelawar sangat baik, namun indra penglihatnya kurang berkembang. Ketika terbang di malam han, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi lebih tinggi daripada 20.000 getaran tiap detik (ultrasonik) yang tidak dapat didengar oleh manusia. Gelombang bunyi yang dikeluarkan akan mengenai mangsa atau rintangan di sekitamya dan dipantulkan kembali kepadanya. Pantulan gelombang bunyi tersebut diterima telinga kelelawar yang berukuran besar kemudian disampaikan ke pusat pendengaran di otak. Melalui cara inilah kelelawar mengetahui keberadaan mangsa atau rintangan di sekitamya. Prinsip semacam ini juga dipakai oleh manusia dalam membuat radar.

Kesimpulan : 
Beberapajenis. mamalia memiliki indra yang sangat peka. Indra kucing yang sangat peka ialah indra peraba, penglihat, dan pendengar Indra anjing yang sangat peka ialah indra pencium dan pendengar Indra kelelawar yang sangat peka ialah indra pendengar


2. Indra pada Burung

Indra penglihat dan indra keseimbangan burung berkembang dengan baik. Kedua macam indra tersebut memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau membelok dengan cepat. Indra keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga dan berhubungan dengan otak kecil.

Sistem Indra pada Hewan

Sistem Indra pada Hewan
(Letak mata pada burung)
Otak kecil burung berukuran besar karena berkembang dengan baik sebagai pusat keseimbangan tubuh burung pada saat terbang. Sebagian besar burung memiliki indra penglihat yang sangat membantu burung untuk mendapatkan makanan, untuk menemukan musuh, maupun untuk terbang. Mata burung mampu berakomodasi dengan cara mengubah bentuk lensa matanya. Pada saat burung melihat benda yang jauh, lensa mata burung akan memipih. Sebaliknya, pada saat burung melihat benda yang dekat, lensa mata burung akan mencembung.

Sistem Indra pada Hewan
(Burung Kiwi)
Pada umumnya mata burung terletak di sisi kin dan kanan kepalanya agar dapat melihat keadaan di sekelilingnya tanpa harus memutar kepala. Beberapa jenis burung pemangsa, misalnya burung hantu, memiliki mata yang menghadap ke depan. Pandangan binokuler ini memungkinkan burung hantu untuk melihat benda-benda yang dekat dan jauh sehingga mampu memperkirakan jarak suatu benda. Hal itu penting bagi burung-burung pemangsa untuk rnengintai dan menangkap mangsa. Aktivitas burung hantu banyak dilakukan di malam hari. Oleh karena itu, retina matanya lebih banyak mengandung sel-sel batang dibanding retina mata burung lain. Sel-sel batang tersebut peka atau sensitif terhadap cahaya redup. Burung yang banyak beraktivitas pada siang hari. memiliki retina mata yang lebih banyak mengandung sel-sel kerucut. Sel kerucut tersebut peka terhadap cahaya yang kuat. Pada retina burung juga terdapat pektin yang merupakan kelanjutan dari saraf mata ke bola mata. membentuk lipatan, dan di dalamnya terkandung banyak pigmen. Fungsi pektin tersebut belum diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan indra penentu arah. Pektin pada burung yang biasa terbang tinggi. misalnya merpati, berkembang dengan baik.

Pada umumnya burung lebih mengandalkan indra penglihat untuk mencari makan karena indra pencium tidak berkembang dengan baik. Akan tetapi, burung kiwi merupakan pengecualian. Indra penglihat burung kiwi kurang berkembang dengan baik, tetapi indra pencium yang berupa lubang hidung di ujung paruhnya berkembang dengan baik dan digunakan untuk mencium bau makanan yang terdapat di dalam tanah.


Kesimpulan : 
Keunggulan mata burung hantu ialah
� memiliki pandangan binokuler yang dapat memperkirakan jarak,

� lebih banyak memiliki sel-sel batang sehingga dapat tetap melihat dalam keadaan sedikit cahaya.
3. Indra pada Reptilia 

Sistem Indra pada HewanIndra pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Kadal, komodo, dan ular memiliki indra pencium yang disebut organ Jacobson. Organ Jacobson ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark yang bernama L.L. Jacobson. Indra tersebut terletak di langit-langit rongga mulut. Kadal, ular, dan komodo sering menjulurkan lidahnya untuk mencium bau mangsa dengan cara mengambil bau yang telah ditinggalkan mangsanya di udara dan di tanah. Lidah itu kemudian ditarik dan ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan bau. Sebagai pemakan bangkai, kornodo memiliki indra pencium yang sangat tajam. Hewan ini dapat mencium darah segar dari jarak empat kilometer. Namun, indra reptilia yang lain belum berkembang dengan baik. Beberapajenis ular, misalnya ular derik, memiliki indra yang peka terhadap rangsang panas. Indra itu begitu peka sehingga dapat membedakan dua benda dengan suhu yang hanya berbeda sepersepuluh rib� derajat celsius. Dengan indra tersebut, ular dapat berburu mangsa pada waktu gelap.



4. Indra pada Amfibi

Pada amfibi, misalnya katak, indra yang berkembang dengan cukup baik ialah indra penglihat dan pendengar. Mata katak berbentuk bulat serta dilindungi oleh kelopak mata atas dan bawah. Bagian sebelah dalam mata terdapat membran niktitans, yaitu suatu selaput tipis yang tembus cahaya. 

Sistem Indra pada HewanMembran niktitans berfungsi untuk menjaga agar komea mata tetap lembap ketika berada di darat dan menghindari gesekan ketika katak menyelam dalam air. Hal itu merupakan bentuk penyesuaian sifat katak sebagai hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat berakomodasi. Oleh karena itu, katak hanya dapat melihat benda dengan jarak tertentu saja. Indra pendengar katak adalah teli�ga yang terdiri atas telinga luar dan telinga dalam. Telinga luar berupa sepasang selaput pendengar di sebelah kanan dan kiri kepala. Selaput pendengar berbentuk segitiga yang melebar di bagian luarnya.

Apabila terkena getaran atau bunyi, selaput pendengar akan bergetar. Getaran dan selaput pendengar diteruskan oleh tulang pendengar ketingkap jorong. Selanjutnya, getaran dari tingkap jorong akan diteruskan oleh cairan limfa ke saraf pendengar. Akhirnya, getaran oleh saraf pendengar diteruskan ke otak dalam bentuk impuls saraf.



5. Indra pada Ikan

Sistem Indra pada HewanIndra ikan yang berkembang dengan baik adalah indra penglihat, pencium, dan pendengar. Indra penglihat ikan terletak di kedua sisi kepalanya. Bola mata ikan tidak dilindungi oleh kelopak, tetapi dilindungi oleh selaput tipis yang tembus cahaya. Ikan dapat melihat dengan jelas di dalam air karena baik air maupun kornea ikan membiaskan cahaya pada sudut yang sama. Sel-sel saraf penglihat pada ikan terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel- sel batang menyebabkan ikan dapat melihat dengan jelas di tempat yang kurang menerima cahaya. Ikan juga dapat melihat warna walaupun hanya sampai tahap tertentu. Ikan mudah melihat warna merah dan kuning, tetapi lebih sulit membedakan warna hijau, biru, dan hitam.

Sistem Indra pada HewanMata ikan dapat berakomodasi dengan cara mengubah kedudukan lensa mata ke belakang (mundur) dan ke depan (maju). Gerakan itu dilakukan oleh otot kecil yang disebut retraktor lentis. Ketika melihat benda dekat, otot retraktor lentis berelaksasi (mengendur) sehingga lensa bergerak ke depan. Sebaliknya, ketika melihat benda jauh, retraktor lentis berkontraksi (mengerut) sehingga lensa tertarik ke belakang. Indra pencium ikan juga berkembang dengan baik. Indra pencium tersebut terletak di ruang kecil tepat di depan mata.

Sistem Indra pada HewanIkan menggunakan indra tersebut untuk mencari makanan, menghindari musuh, dan menemukan pasangan untuk kawin. Indra pendengar ikan mirip dengan telinga dalam manusia dan tidak terlihat dari luar karena terletak di dalam tengkorak. Telinga ikan membantu mendeteksi bunyi, menjaga keseimbangan tubuh ikan, serta membantu ikan merasakan perubahan kecepatan dan arah sewaktu berenang.

Ikanmempunyai indra tambahan yang disebut gurat sisi. Gurat sisi juga disebut indra keenam. Fungsi gurat sisi adalah untuk mengetahui tekanan air. Selain itu, alat ini dapat mendeteksi gangguan sekecil apa pun dilingkungannya. Gurat sisi secara tepat dapat menentukan arah gangguan itu dan memberi peringatan kalau ikan hampir menabrak karang atau benda lain.

Ketika baru dilempar ke dalam air akan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan tersebut terdeteksi oleh gurat sisi ikan yang terdapat disamping kanan dan kiri tubuh ikan. Ikan menganggap isyarat perubahan itu sebagai tanda bahaya.



6. Indra pada Serangga

Sistem Indra pada Hewan
Jumlah dan jenis serangga sangat banyak, bahkan paling banyak dibanding hewan lain di dunia in i. Sebagian besar serangga memiliki indra penglihat, pendengar, dan peraba yang berkembang dengan baik. Pada umumnya, serangga memiliki mata majemuk (faset) sebagai indra penglihatnya. Mata majemuk ini terdiri atas ribuan unit-unit visual atau alat penerima rangsang cahaya yang disebut omatidium (jamak: omatidia). Tiap-tiap omatidium memiliki satu lensa yang hanya mampu menerima rangsang cahaya yang jatuh tegak lurus padanya. Mata majemuk ini memungkinkan serangga untuk melihat objek yang bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya kita sulit menangkap lalat atau serangga yang lain.

Sistem Indra pada HewanSelain mata majemuk, serangga juga memiliki mata\tunggal yang disebut oselus. (jamak: oseli). Oselus tidak dapat mengindra bayangan sejati. Oselus berfungsi untuk menangkap perubahan intensitas cahaya kemudian serangga menanggapi dengan meningkatkan atau mengurangi aktivitasnya. Rangsang cahaya yang jatuh di oselus akan meningkatkan kecepatan berjalan atau terbang serangga. Mata serangga dapat membedakan wama dan bentuk benda.Indra pendengar pada beberapa jenis serangga, misalnya jangkrik dan belalang, terdapat di kedua kaki depannya, sedangkan indra pendengar serangga jenis ngengat terletak di bagian antarruas dada. Indra pendengar tersebut berupa selaput mirip gendang telinga.Kemampuan mendengar pada serangga sangat bervariasi. Misalnya, kupu-kupu mampu mendengar suara yang berfrekuensi lebih rendah daripada frekuensi suara yang dapat didengar manusia. Lebah dapat mendengar suara dengan frekuensi 250 getaran per detik, belalang bahkan dapat mendengar bunyi yang berfrekuensi antara 2.000-1.000.000 getaran per detik. Semua serangga dilengkapi dengan sepasang antena sebagai indra peraba. Antena pada beberapa serangga juga berfungsi sebagai indra pencium. Bahkan, antena pada beberapa jenis lalat dan beberapa jenis kupu-kupu dapat menerima gelombang bunyi. Antena membantu serangga menemukan makanan, membedakan kawan atau lawan, dan mencari pasangan untuk kawin.

Kesimpulan :  Indra penglihat serangga terdiri atas mata majemuk dan mata tunggal. Indra pendengar serangga berupa selaput mirip gendang telinga. Indra peraba (dan juga indra pencium,) serangga adalah sepasang antena.



7. Indra pada Cacing

Indra cacing tanah yang berkembang cukup baik adalah indra penerima rangsang cahaya. Indra tersebut terdapat di seluruh permukaan tubuh dan hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang, tidak dapat membedakan warna. Indra penerima rangsang cahaya pada cacing tanah tersusun oleh sel-sel yang peka cahaya. Sel-sel tersebut terletak pada permukaan tubuh cacing terutama di bagian punggung (dorsal).

Tanggapan atau respon cacing tanah ketika menerima cahaya yang kuat ialah menjauhi sumber cahaya. Hal itu merupakan bentuk adaptasi cacing tanah yang menyukai tempat-tempat yang teduh dan lembap agar permukaan kulit tetap basah atau lembap. Indra lain pada cacing tanah yang telah diketahui berkembang dengan baik adalah indra pengecap. Melalui indra pengecap, cacing dapat membedakan kol hijau dan kol merah atau seledri dan wortel. Cacing pipih, misalnya planaria, mempunyai sepasang bintik mata yang peka terhadap cahaya. Meskipun tidak dapat digunakan untuk melihat, kedua bintik mata tersebut dapat membantu planaria untuk mengenali lingkungan. Pada kedua sisi tubuh bagian depan (anterior) juga terdapat indra penerima rangsang yang dapat membantu planaria menemukan makanan.


8. Indra pada Protozoa

Pada umumnya, protozoa memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang berupa zat kimia. Hal ini terbukti dan bergeraknya Amoeba sp. apabila menemukan makanan. Selain itu, Amoeba sp. juga peka terhadap rangsang sentuhan dan cahaya. Sentuhan dan cahaya yang kuat akan merangsang Amoeba sp. untuk bergerak menjauh. Euglena sp. yang merupakan hewan bersel satu, berbulu cambuk, dan berkiorofil akan bergerak ke arah datangnya cahaya. Respon ini penting untuk membantu berlangsungnya fotosintesis. Akan tetapi, Euglena sp. akan menjauh apabila mendapat cahaya secara langsung.

Kesimpulan : 
Cacing tanah memiliki indra penerima rangsang cahaya yang terdapat di seluruh permukaan tubuh. Sepasang bintik mata pada cacing planaria sangat peka terhadap rangsang cahaya. Amoeba sp. memiliki kepekaan terhadap rangsang zat kimia, sentuhan, dan ahaya. Euglena sp. memiliki bintik mata yang peka terhadap rangsang cahaya.

Sekian Artikel Tentang Sistem Indra pada Hewan Semoga Bermanfaat
(Sumber : Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 139-148, Penerbit : Tiga Serangkai. 2004. Solo, Penulis : Drs.. Sunarto.dkk)

Saturday, October 4, 2014

Sistem Indra Pada Manusia

Sistem Indra pada Manusia|Keadaan lingkungan sekitar dapat diperoleh melalui indra kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit merupakan sistem indra manusia. Informasi tersebut dihantarkan ke otak untuk diolah dan diartikan sehingga kita dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Jadi, masing-masing alat indra memiliki kepekaan terhadap rangsangan dari luar atau juga disebut reseptor Alat indra kita memiliki bagian yang dapat menerima rangsang berupa ujung-ujung saraf sensorik atau sel-sel reseptor. Satu macam reseptor hanya mampu menanggapi satu macam rangsangan. Rangsangan yang diterima oieh sel reseptor terlebih dulu diubah menjadi impuls saraf, kemudian dihantarkan ke pusat susunan saraf melalui serabut saraf sensorik. Di dalam pusat susunan saraf, impuls saraf tersebut diolah dan diartikan sehingga kita mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita. Setelah itu, otak memerintahkan jenis tanggapan yang akan diberikan. Perintah dan otak disampaikan ke Otot atau kelenjar sebagai efektor yang bertugas memberi tanggapan terhadap rangsang tersebut.

Sistem Indra Pada Manusia


Berikut Pembahasan Sistem Indra Manusia.. 

A.  Mata
Sistem Indra Pada Manusia Mata merupakan indra kita yang paling penting. Di dalamnya terdapat reseptor khusus untuk mengenali perubahan cahaya dan warna. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Adapun bagian luar bola mata dilindungi oleh kelopak, kelenjar air mata, dan bulu mata agar tidak adanya gangguan dan penyakit pada mata.

Apabila debu masuk ke dalam mata secara tiba-tiba, dengan cepat mata berkedip dan banyak mengeluarkan air mata. Makin cepat berkedip, air mata yang dihasilkan makin banyak. Dengan demikian, debu yang masuk ke mata dapat mudah dikeluarkan. Selain itu, air mata mengandung zat yang dapat membunuh bakteri.

 Bagian-Bagian Mata
Sesungguhnya, yang disebut mata, bagian-bagian mata yang berfungsi sebagai proses penglihatan tidak hanya bola mata, tetapi termasuk otot penggerak bola mata, rongga mata, dan kelopak mata. 


Sistem Indra Pada Manusia



           1). Sklera
              Sklera merupakan jaringan ikat berwarna putih buram, tidak tembus cahaya, dan tersusun dan jaringan ikat dengan serat yang kuat. Lapisan sklera membentuk dinding yang mengelilingi bola mata. Bagian dari mata yang berwarna putih sesungguhnya merupakan sklera. Bagian depan (anterior) sklera yang tampak menggembung dan transparan disebut kornea. Kornea mempunyai selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Iritasi pada konjungtiva menyebabkan peradangan yang dinamakan konjungtivitis.

           2). Selaput Pembuluh
               Selaput pembuluh (koroid) adalah lapisan tengah yang berwarna cokelat kehitaman sampai hitam. Lapisan ini banyak berisi pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen pada retina. Warna gelap pada koroid dapat berfungsi untuk mencegah adanya pemantulan sinar. Dibagian depan koroid membentuk tirai berpigmen yang dinamakan iris (selaput pelangi). Pigmen pada iris inilah yang menentukan wama kornea mata. Di bagian tengah selaput pelangi terdapat lubang untuk mengatur banyak sedikitnya (intensitas) cahaya yang masuk ke mata, dinamakan pupil (anak mata). Pupil mampu melebar dan menyempit karena kerja otot pada selaput pelangi tersebut. Apabila cahaya meredup, pupil melebar agar lebih banyak cahaya yang masuk. Sebaliknya, apabila cahaya kuat, lubang pupil menyempit.

           3). Lensa
           Lensa mata terletak di belakang selaput pelangi. Lensa akan mencembung ketika melihat benda yang dekat dan memipih ketika melihat benda yang jauh. Kemampuan mencembung dan memipih lensa itu bertujuan agar bayangan tepat jatuh pada bintik kuning. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih disebut daya akomodasi.

Sistem Indra Pada Manusia Apabila seberkas cahaya yang melewati pupil telah sampai pada lensa mata, otot lensa akan mengubah bentuknya untuk memfokuskan bayangan agar jatuh tepat pada retina. Untuk memfokuskan bayangan dari benda yang jauh, lensa menjadi lebih pipih, sedangkan untuk memfokuskan bayangan benda yang dekat, lensa lebih mencembung.


Kesimpulan : 
Sklera merupakan lapisan berwarna putih pada mata. Iris menentukan warna mata. Pupil berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahava yang masuk ke retina.

          4). Retina
                Retina adalah selaput tipis yang banyak mengandung ujung-ujung saraf penglihat. Terdapat dua macam sel penglihat, yaitu sel-sel berbentuk batang (basilus/rod) dan sel-sel kerucut (konus). Pada manusia, sel-sel batang berjumlah sekitar 115 juta, sedangkan sel-sel kerucut berjumlah sekitar 6,5 juta. Sel-sel batang peka terhadap cahaya sehingga memungkinkan kita melihat dalam keadaan remang-remang, tetapi tidak dapat membedakan warna. Sel-sel berbentuk kerucut aktif dalam sinar yang kuat dan peka terhadap detail dan warna. Sel-sel kerucut ini banyak terdapat di bagian tengah bintik kuning. Sel saraf menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke saraf penglihat yang menghantarkan rangsangan menuju ke pusat penglihat di otak.

Sistem Indra Pada Manusia
Bagian dan retina yang paling peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik kuning (fovea). Agar benda dapat dilihat, bayangan harus jatuh t�pat pada bintik kuning tersebut. Adapun bagian dari retina yang sama sekali tidak peka terhadap rangsang cahaya dinamakan bintik buta. Bagian itu merupakan tempat keluarnya serabut-serabut saraf mata. Apabila bayangannya jatuh pada bintik buta, benda yang diamati tidak terlihat.





B. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang menerima rangsang berupa suara (fonoreseptor). Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai alat keseimbangan. Telinga tersusun atas telinga bagian luar, telinga bagian dalam, telinga bagian tengah.

     a. Telinga bagian luar
       Pada bagian ini terdapat daun telinga dan saluran telinga luar. Telinga bagian luar berfungsi menangkap getaran bunyi.

     b. Telinga bagian tengah
      Pada bagian ini terdapattulang-tulang pendengaran dan saluran eustachius. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes). Saluran eustachius berfungsi menyamakan tekanan luar dengan telinga tengah.

      c. Telinga bagian dalam 
Telinga bagian dalam sendiri dari beberapa bagian berikut. 
1). Alat keseimbangan yang terdiri dari kanalis semisirkularis, sarkulus, dan utrikulus.Bagian-bagian tersebut berhubungan dengan saraf otak VII.  
2). Tingkat Jorong.  
3). Koklea/rumah siput, saluran koklea berisi cairan limfe dan terdapat ujung saraf pendengaran yang menghubungkan koklea dengan otak. 

C. Hidung
Sistem Indra Pada Manusia Bau harum bunga atau parfum dan bau busuk merupakan molekul bahan kimia yang berbentuk uap dan mengapung di udara. Bau dapat dikenali melalui indra pencium, di dalam rongga hidung. Bau yang terhirup ke dalam rongga hidung akan diterima ujung-ujung saraf pencium (epitelium olfaktori) yang dilapisi oleh mukus (lendir bening). Sel saraf pencium memiliki rambut-rambut getar (silia) yang menjulur ke dalam mukus untuk menerima rangsang bau. 

Mukus berfungsi melarutkan molekul bau sehingga dapat diterima oleh rambut-rambut getar. Bau diterima oleh sel saraf olfaktori, kemudian diteruskan ke otak dalam bentuk impuls saraf sehingga kita dapat mengenal/mengindra bau. Pada umumnya, orang dapat membedakan lebih dan 3.000 jenis zat kimia melalui baunya. Bahkan, orang yang terlatih mampu membedakan 10.000 jenis bau.

Gangguan yang terjadi pada indra pencium, antara lain menderita pilek dan terdapat polip atau tumor yang menyumbat rongga hidung. Kondisi kehilangan rasa bau ini disebut asmonia. Faktor lain yang dapat menyebabkan kehilangan kemampuan mencium adalah rusaknya sel-sel saraf pencium atau gangguan pada pusat saraf pencium di otak.

D. Lidah
Sistem Indra Pada Manusia Lidah adalah indra pengecap yang peka terhadap rasa dari zat yang terlarut. Pada permukaan lidah tersebar ujung-ujung saraf pengecap yang terkumpul dalam bentuk kuncup-kuncup (simpul) pengecap. Kuncup-kuncup pengecap terletak dicelah-celah tonjolan lidah (papila). Berdasarkan bentuknya, papila dibedakan menjadi papila benang, papila payung (bentuk jamur), dan papila sirkumvalata (bentuk dataran dikelilingi parit).

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf kesaraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.

Cita rasa timbul saat kita mengecap makanan, sesungguhnya merupakan perpaduan antara rasa dan bau. Sel penerima rasa terletak di lidah. Pada waktu kita mengunyah makanan, sel-sel penerima (reseptor) di lidah dan hidung menyampaikan informasi masing-masing ke otak. Kemudian, otak menerima kesan rasa dan bau yang disampaikan oleh indra pengecap (lidah) dan indra pencium (hidung). Cita rasa makanan yang lezat selalu didahului oleh baunya. Ketika rongga hidung tersumbat oleh lendir karena pilek dan flu, makanan yang kita makan akan kehilangan sebagian cita rasanya.

E. Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang memiliki reseptor khusus yang peka terhadap tekanan, sentuhan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Dengan reseptor tersebut, kita mampu membedakan rabaan keras atau halus, rasa sakit atau tidak, dan membedakan panas dan dingin.

Sistem Indra Pada Manusia Kulit tersusun dan tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan lapisan subkutan (hipodermis). Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Dermis merupakan lapisan tengah kulit. Di dalanmya terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut, pembuluh darah, serta sel-sel saraf khusus yang berkaitan dengan fungsi kulit sebagai indra peraba. Lapisan subkutan merupakan lapisan paling dalam pada kulit atau disebut lapisan bawah kulit. Di dalam lapisan itu terdapat jaringan lemak yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh.

Ujung jari mengandung Iebih dari 1.000 jenis reseptor, sedangkan punggung tangan hanya sedikit. Orang buta dapat membaca huruf timbul (braile) karena kepekaan ujung-ujung jarinya. Letak ujung saraf perasa sakit menjalar masuk ke daerah epidermis. Saraf tersebut sangat penting .untuk keselamatan kita karena memperingatkan tubuh dari bahaya yang lebih besar. Ujung reseptor untuk tekanan berada di bagian dermis yang jauh dan permukaan kulit.

Sekian Artikel Tentang Sistem Indra Pada Manusia Semoga Bermanfaat 

Mekanisme atau Proses Pendengaran Telinga Manusia

Mekanisme atau Proses Pendengaran Telinga|Telinga Memiliki cara dalam mekanisme pendengaran dan cara operasi telinga dalam diproses pada bagian-bagian telinga yang memiliki fungsi dan tugas yang dapat membantu Telinga dalam pendengaran, pendengaran dapat berfungsi jika semua bagian-bagian telinga dapat berfungsi dengan baik tampa adanya gangguan dan penyakit pada telinga sehingga kita dapat mendengar dengan baik dan jelas sehingga dapat berfungsi sebagai alat keseimbangan, Proses mendengar atau mekanisme pendengaran memiliki berbagai tahap-tahap dalam mendengar dimana pendengaran tidak terjadi begitu saja, Untuk mengetahui itu, akan dibahas dan dijelaskan dalam sebuah tema yakni Mekanisme atau proses pendengaran telinga, seperti dibawah ini.
Mekanisme atau Proses Pendengaran Telinga

Mekanisme atau Proses Pendengaran Telinga
 Kita dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi 20�20.000 Hz. Gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga akan menggetarkan gendang telinga. Gendang telinga meneruskan getaran bunyi ke tulang-tulang pendengaran sehingga turut bergetar. Getaran ini masuk ke telinga dalam melalui tingkap jorong dan menggetarkan cairan (perilimfa dan. endolimfa) di dalam klokea. 

Akhinya, diteruskan ke tingkap bundar. Tekanan gelombang dari cairan di dalam koklea menyebabkan sel-sel rambut sensoris pada organ korti yang berimpitan dengan selaput basilar untuk bergesekan dengan membran tektorial. Hasil dari gerakan sel-sel rambut sensoris menyebabkan sel sensoris mengalami depolanisasi. Di sini getaran bunyi diubah menjadi impuls saraf sehingga menimbulkan potensial aksi yang disalurkan melalui cabang-cabang saraf pendengaran menuju ke otak.

Sekian Artikel Tentang Mekanisme atau Proses Pendengaran Telinga Semoga Bermanfaat 

Gangguan dan Penyakit pada Mata

Gangguan dan Penyakit pada Mata|Mata terdiri bagian-bagian mata dan fungsinya memiliki Kelainan yang menyebabkan gangguan atau penyakit pada mata, Jika sudah mata seperti ini tidak dapat lagi membantu dalam proses penglihatan. Mata memiliki gangguan atau penyakit yang dapat membuat mata kita tidak berfungsi secara optimal dan bahkan tidak dapat kita gunakan lagi sehingga perlunya kita mengetahui gangguan atau penyakit pada mata agar dapat mengatasi sebelum lebih parah atau bahkan menyembuhkan. Mata yang normal dapat melihat benda jauh maupun dekat dengan jelas. Mata dengan penglihatan normal disebut emmetrop. Namun, beberapa gangguan dapat terjadi pada mata sehingga mata tidak mampu melihat benda denganjelas. Beberapa macam gangguan mata antara lain miop, hipermetrop, presbiop, astigmatisme, rabun senja, buta wama, dan juling. Untuk mengetahui penjelasan tentang Gangguan dan penyakit pada mata seperti dibawah ini..


Gangguan dan Penyakit pada Mata

1) Miop
Gangguan dan Penyakit pada Mata
(Beberapa Gangguan dan
penyakit Pada mata,
 yakni miop dan Hipermetrop)
Miop atau mata dekat disebut juga rabun jauh ialah kelainan pada mata yang tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh dan hanya dapat melihat benda-benda yang dekat. Hal itu disebabkan bola mata yang terlalu panjang/lonjong sehingga bayangan benda yang letaknya jauh jatuh di depan retina. 

Mata dengan gejala seperti ini dapat ditolong dengan kaca mata minus (berlensa cekung). Lensa cekung dapat menyebarkan sinar sehingga bayangan benda jatuh tepat pada bintik kuning. Mata miop biasanya terjadi pada anak-anak.

2) Hipermetrop
Hipermetrop atau matajauh disebutjuga rabun dekat ialah kelainan pada mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya dekat dan hanya dapat melihat benda-benda yang jauh. 

Hal itu disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Cacat mata ini ditolong dengan menggunakan kaca mata plus (berlensa ccmbung). Lensa itu diperlukan untuk lebih memusatkan sinar sehingga bayangan tepat jatuh di retina.

3) Presbiop
Presbiop adalah kelainan pada mata yang tidak dapat melihat jelas benda-benda dengan letak terlalujauh atau terlalu dekat. Hal itu disebabkan elastisitas lensa berkurang sehingga daya akomodasi juga berkurang. Cacat mata ini ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap.

4) Astigmatisme
Astigmatisme merupakan kelainan pada mata yang tidak dapat membedakan garis-garis tegak lurus dan garis mendatar secara bersamaan. Hal ini disebabkan karena kelengkungan lensa tidak merata. Akibatnya, berkas-berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat terpusat dengan sempurna. Cacat mata seperti ini ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa silindris yang mempunyai beberapa fokus.

5) Rabun Senja
Rabun senja adalah gangguan pada mata yang ditandai penglihatan menjadi kabur pada petang han. Penyebab rabun senja adalah kekurangan vitamin A dalam waktu yang cukup lama. Jika penderita terus kekurangan vitamin A secara benlarut-larut dapat mengalami kebutaan karena kerusakan kornea. Kebutaan tersebut dapat ditolong deng�n pencangkokan kornea.

6) ButaWama
Buta wama adalah suatu kelainan penglihatan yang bersifat menurun. Penderita buta wama tidak dapat melihat atau membedakan wama-warna tertentu. Karena merupakan penyakit keturunan, penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

7) Juling
Juling adalah kelainan pada mata yang disebabkan otot-otot penggerak bola mata tidak serasi. Kelainan ini dapat disembuhkan melalui operasi.

Sekian Artikel Tentang Gangguan dan Penyakit pada Mata Semoga Bermanfaat 

Manfaat Sumber Daya Alam Hayati

Manfaat Sumber Daya Alam Hayati|Sumber daya alam hayati memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan manusia, antara lain dalam bidang ekonomi, biologi, dan bagi lingkungan, Semua itu  sangat membantu manusia karena sumber daya alam hayati karna meliputi ragam hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. sumber daya alam hayati termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui. Berbagai kebutuhan manusia untuk hidup sehari-hari diperoleh dari sumber daya hayati tersebut. Walaupun sumber daya alam hayati dapat diperbaharui disadari bahwa kemampuan untuk memperbaharui terbatas, Oleh karna itu, perlu adanya keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam hayati agar generasi-generasi mendatang dapat menikmatinya. sehingga sumber daya alam hayati sangat penting bagi manusia yang sangat berfungsi menghidupi segala keperluan manusia, sehingga sumber daya alam hayati sangat bermanfaat, manfaat sumber daya alam hayati adalah seperti dibawah ini... 

Manfaat Sumber Daya Alam Hayati

a. Manfaat dalam Bidang Ekonomi
Manfaat Sumber Daya Alam Hayati
(Hasil Kayu
Berbagaijenis ikan (ikan tuna dan ikan cakalang) serta jenis udang (udang windu) mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat diekspor untuk menghasilkan devisa bagi negara. Nilai ekonomi hutan dapat berupa hasil kayu dan rotan yang dapat diekspor ke mancanegara atau digunakan di dalam negeri. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan di hutan yang menghasilkan getah, misalnya pinus dan damar. Getah tersebut digunakan sebagai bahan minyak terpentin. Berbagai jenis tanaman pangan dan tumbuhan obat juga memiliki nilai ekonomi yang penting. Hasil tanaman pangan dan obat itu dapat dijual di pasar setempat atau di pasar nasional. Beberapa jenis tanaman pangan dapat juga menembus pasar internasional.

b. Manfaat dalam Bidang Biologi
Manfaat sumber alam hayati dan segi biologi, yaitu sebagai penunjang kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk pernapasan makhluk hidup. Tumbuhan juga menghasilkan makanan bagi makhluk hidup yang lain. Tumbuhan di hutan melindungi tanah dari erosi dan longsor serta dapat menyimpan air untuk kehidupan makhluk hidup yang lain.

Peternakan dan pertanian telah banyak memanfaatkan sumber daya alam hayati. Berbagai jenis bahan pangan dan sandang diperoleh dan hasil budi daya tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan yang dibudi dayakan sebenamya berasal dari hutan yang hingga saat ini masih terdapat berbagai jenis yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan di hutan itu merupakan sumber plasma nutfah atau plasma benih. Plasma nutfah adalah sifat-sifat unggul atau khas yang diwariskan secara turun-temurun. Beberapa jenis tumbuhan dan hewan liar ada yang memiliki sifat-sifat unggul, misalnya tahan terhadap serangan hama dan kekeringan serta penghasil obat-obatan. Apabila tumbuhan atau hewan liar yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut dikawin silangkan dengan tumbuhan atau hewan lain yang sejenis, kemungkinan akan diperoleh jenis unggul.


c. Manfaat bagi Lingkungan
Sumber daya alam hayati merupakan komponen biotik dalam ekosistem. Tumbuhan hijau berperan sebagai produsen karena mampu menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri dan makhluk hidup lain. 

Proses pembuatan makanan oleh tumbuhan hijau disebut fotosintesis. Kegiatan fotosintesis dapat menurunkan kadar CO2 dan meningkatkan kadar 02 di udara. Hewan berperan sebagai konsumen dan melepaskan CO2 ke udara ketika bernapas. Mikroorganisme berperan sebagai pengurai yang mengubah zat-zat organik menjadi zat anorganik terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman untuk
Manfaat Sumber Daya Alam Hayati
(Taman Kota)
membuat makanan.Pepohonan di hutan juga dapat mencegah longsor dan erosi. Apabila pohon-pohon di lereng gunung habis karena ditebang, air hujan yang mengalir deras akan membawa partikel permukaan tanah menjadi aliran lumpur.

Akibatnya, pada musim hujan berikutnya akan lebih banyak lagi air yang mengalir sepanjang lereng karena daya serap tanah makin berkurang. Berkurangnya daya serap air oleh tanah itulah yang dapat men gubah tanah menjadi gersang. Pohon-pohon di daerah pemukiman dapat menurunkan suhu udara. Menurut Bianpoen (1977), pembuatan jalur hijau seluas 400 m X 800 m mampu menurunkan suhu dan bagian kota yang berada pada jarak 2,5 km sebesar 2,5�C, sedangkan sebuah lapangan rumput seluas 100 m X 200 m hanya mampu menurunkan suhu sebesar 1�C dan bagian kota yang ada pada jarak 1 km.

Sekian Artikel Tentang Manfaat Sumber Daya Alam Hayati, Semoga Bermanfaat. 

Friday, October 3, 2014

Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)

Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf hewan tak bertulang belakang dan sistem saraf hewan bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang belakang (Vertebarata)  memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang  (Vertebrata) seperti hewan mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada hewan tak bertulang belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.

Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) 

1. Sistem Saraf pada Vertebrata

a. Mamalia
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Bagian-bagian otak hewan mamali� terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.

Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia.

Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel sar�f yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.


c. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius yang mer�pakan pusat pencium berkembang dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.

Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi kurang berkembang dengan baik sehingga menyebabkan indra penglihat reptilia kurang tajam.



d. Amfibi
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Hewan tersebut memiliki otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.

Ujung depan otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.





e. Ikan
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi t�rdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sumsum tulang belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf pencium dan hidung, sedangkan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihat.

Kedua bagian tersebut kurang berkembang dengan baik sehingga indra pencium dan penglihat ikan
kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika berenang. Keberadaan pusat keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan dapat bergerak cep�t dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.




Kesimpulan : 
Sistem saraf pada mamalia, burung, reptilia, amfibi, dan ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.



2. Sistem Saraf pada Avertebrata

a. Cacing
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa dua buab ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.

Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran pencernaan.

Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung.

Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.

b. Serangga
Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.

Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.



c. Ubur-Ubur dan Hydra sp.
Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ubur-ubur dan Hydra sp. belum memiliki sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. menyebar secara merata keseluruh tubuh dan berhubungan satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.

Sel-sel saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh.

Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan hewan tersebut memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.



d. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang. Ingat, salah satu cirimakhluk hidup adalah iritabilitas.

Apabila Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh. Sebaliknya, apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat. Paramaecium sp. sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan hewan berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.

Kesimpulan : 
Sel-sel saraf pada ubur-ubur dan Hydra sp. tersebar di seluruh tubuh membentuk anyaman. Paramaecium sp. memiliki serabut saraf yang berakhir pada silia.


Sekian Artikel Tentang Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)  Semoga Bermanfaat.
(Sumber : Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 115-121, Penerbit : Tiga Serangkai.2004.solo, Penulis : Drs. Sunarto.dkk)

Macam-Macam Zat Adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan| Zat adiktif dibedakan menjadi 2 macam yaitu zat adiktif alami dan zat adiktif sintesis atau buatan. Zat adiktif alami memiliki jenis-jenis zat adiktif alami atau macam-macam zat adiktif alami yang biasa disebut contoh zat adiktif alami, dan begitu juga dengan zat adiktif buatan atau sintesis memiliki jenis-jenis zat adiktif buatan atau  macam-macam zat adiktif buatan atau sintesis yang biasa disebut contoh-contoh zat adiktif sinstesis atau buatan.Zat adiktif bagi makanan memiliki tujuan yang baik bagi makanan jadi, Sebelum kita beranjak ke Macam-macam zat adiktif alami dan macam-macam zat adiktif buatan atau sintesis mari kita mengartikan dulu zat adiktif alami dan zat adiktif buatan, Zat adiktif alami adalah merupakan zat tambahan yang diperoleh dari alam, tanpa disintesis atau dibuat terlebih dulu, Sedangkan zat adiktif buatan atau sintesis adalah zat tambahan makanan yang diperoleh melalui sintesis (pembuatan), baik di laboratorium maupun industri, dari bahan-bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang sejenis, keunggulan zat adiktif sintesis adlah dapat diproduksi dalam jumlah besar, lebih stabil, takaran penggunaannya lebih sedikit, dan biasanya tahan lebih lama, sedangkan kelemahan zat adiktif sintesis adalah dapat menimbulkan risiko penyakit kanker atau bersifat karsiogenetik.

Macam-Macam Zat Adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya 


A. ZAT ADIKTIF ALAMI
Macam-Macam zat aditif alami, Contoh dan kegunaannya.

a. Pewarna

Contoh Pewarna 
1. Wortel
Kegunaannya adalah sebagai zat pemberi warna oranye pada makanan. Wortel sering digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna oranye, wortel juga baik dimakan langsung atau diperas airnya dan diminum karena mengandung provitamin A, yaitu B karote. B - karoten inilah yang memberikan warna oranye pada bahan makanan. 
2. Kunyit
Kegunaannya adalah memberi warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya, kunyit digunakan pada pembuatan nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas. 
3. Daun suji 
Kegunaannya adalah sebagai pemberi. warna hijau pada bahan makanan. Daun suji bisa juga digunakan sebagi zat warna pada minuman.
b. Pemanis

Contoh Pemanis 
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Sifat Higroskopis gula juga dimanfaatkan pada pembuatan sirup.
Sirup awer karena kandungan gulanya pekat)
1. Gula tebu atau gula pasir 
Gula pasir dibuat dan tanaman tebu. Selain sebagai pemanis, gula pasir juga digunakan sebagai pengawet, karena gula dapat menyerap kandungan air (bersifat higroskopis). Dengan tidak adanya air, maka mikroorganisme di dalam makanan tidak dapat berkembang dan mati. 
2. Gula aren 
Gula aren dihasilkan dan nira bunga aren. Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja, gula aren lebih manis, sehingga lebih sering digunakan pada pembuatan jenang dan dodol. 
3. Gula jawa (gula kelapa)
Gula kelapa dihasilkan dan buah kelapa. Gula kelapa sering digunakan sebagai pemanis minuman (seperti dawet, es kelapa muda, sirup, dan lain-lain). Gula kelapa juga sering dipakai sebagai pemanis pada saat memasak sayur 
4. Madu
Madu merupakan pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang alami. Jadi, selain sebagai pemanis, penggunaan madu juga menambah kandungan gizi di dalam makanan.


c. Pengawet 

Contoh Pengawet 
1. Garam dapur 
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal itu disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopis (menyerap kandungan airdalam makanan) seperti halnya gula pasir. 


2. Bawang putih

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Acar mengandung asam cuka yang membuatnya awet s
ekaligus dapat menghilangkan rasa enek 
Bawang putih yang diiris akan mengeluarkan aiicin, yaitu suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bawang putih dapat dipakai sebagai bahan pengawet.
3.Asam Cuka
Nama kimia dari asam cuka adalah asam asetat. Dengan sifatnya yang asam, asam cuka mampu membunuh bakteri dalam makanan. Larutan asam asetat 4% dalam air merupakan asam cuka yang. sering digunakan sebagai bahan pengawet roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.


d. Penyedap

Contoh Pemberi Penyedap Rasa 
1. Garam dapurGaram dapur merupakan penyedap yang paling sering ditambahkan ke dalam makanan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dan natrium klorida (NaC1). Garam dapur diperoleh dan airlaut yang diuapkan. Akan tetapi, garam di dalam air laut tidak hanya natrium klorida saja, ada pula garam dan magnesium dan kalsium yang mempunyai rasa pahit. Dengan demikian, garam air laut perlu diolah terlebih dahulu melalui proses industri untuk menghilangkan pengotor-pengotor tersebut. Karena itu, garam yang biasa kamu temui di dapur sudah terkemas dengan apik dan tampak seperti buatan pabrik. Dalam pemrosesan tersebut, ada pula bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam garam yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti iodin. Garam beriodin bagus untuk mengurangi risiko penyakit gondok. 
2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang sebagai bahan penyedap. Selain bawang putih ,juga mengandung tinggi. 
3. Cabai merah
Cabai merah digunakan sebagai perangsang selera makan. Selain mempunyai kandungan vitamin C hijau mengandung kedua vitamin yang lebih kecil.

e. PemberiAroma

Contoh Pemberi Warna 
1. Daun jerukDaun jenik memberikan aroma yang membangkitkan selera makan. Daun menghilangkan bau amis pada ikan.  
2. Vanili
Vanili memberi rasa dan aroma yang harum. Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak. 
3. Serai
Serai biasanya digunakan sebagai penambah aroma pada pembuatan minuman penghangat tubuh (minuman serai). Selain itu, serai juga digunakan untuk menambah aroma segar pada makanan-makanan bersantan. 
4. Daun pandan
Daun pandan biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi. Selain itu, aroma harum dan daun pandan juga dimanfaatkan pada pembuatan kue, bubur, atau es.

f. Bahan Pengasam
      Bahan pengasam bertuj uan untuk menghilangkan rasa enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan. Bahan pengasam alami di antaranya adalah jeruk nipis pada soto dan minuman.


B. ZAT ADIKTIF SINTESIS ATAU BUATAN 
Macam-Macam Sintesis atau buatan, Contoh dan kegunaannya. 

a. Pewarna
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Pewarna Buatan banyak dipakai pada makanan dan
minuman produk industri)
Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya. 

Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Tabel Pewarna Sintesis dan Kegunaannya )
Walaupun peredaran zat pewarna tersebut sudah diberi ijin oleh pemerintah, kita harus tetap berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Zat pewarna yang sudah dilarang penggunaannya adalah rhodaminB (pewarna merah) , methanil yellow (pewarna kuning), dan amaranth (pewarna merah).


b. Pemanis
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, minuman ringan, dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan di antaranya sebagai berikut.

  • Sakarin, mempunyai tingkat kemanistn 300 kali lebih manis daripada gula.
  • Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
  • Asesulfam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
  • Siklamat (natrium sikiamat atau kalsium sikiamat), mernpunyai tingkat kemanisan 30 kali lebih manis daripada gula.
  • Sorbitol.
  • Dulsin.
Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1X11988 tentang Bahan Makanan Tambahan, dulsin kini sudah dilarang penggunaannya karena pemanis ini dapat menjadi karsmnogen (pemicu kanker).

c. Pengawet
Macam-Macam Zat adiktif Bagi Makan dan Kegunaannya
(Daging Kemaan dan daging olahan biasanya memakai
pengawet natriun nitrin )
Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat busuk bila disimpan. Bahan pengawet menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba atau mikroorganisme yang dap at merusak dan membusukkan makanan.

Pengawet sintetis di antaranya sebagai berikut.
  • Natrium benzoat dan asam benzoat digunakan sebagai pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus, manisan, dan buah kalengan.
  • Natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan.
  • Asam propionat digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan mentega.
  • Asam sorbat digunakan dalam bentuk garam natrium atau kalium dan digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi, serta mengawetkan keju, roti, sari buah, dan acar. 
Beberapa zat pengawet yang sudah dilarang penggunaannya tetapi masih sering dipakai oleh pihak pihak tak bertanggung jawab adalah formalin (sebagai pengawet ), boraks (sebagai pengawet bakso), dan terusi (sebagai pengawet ayam potong).

d. Penyedap
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap atau bumbu masak, karena memang zat tersebut menambah sedap dan menimbulkan selera makan. Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat) yang dikenal dengan merck dagang seperti Ajinomoto, Miwon, Royco, Sasa, Maggie, dan lainl ain. Dibalik kelezatannya, MSG pernah diduga menjadi penyebab dan suatu penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini antara lain pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa panas. Namun, peranan MSG sebagai penyebab penyakit tersebut tidak dapat dibuktikan oleh para ahli, sehingga dugaan tersebut masih banyak diperdebatkan. Akan tetapi, mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan adalah tidak baik. Karena itulah, sebaiknya menghindari konsumsi MSG terlalu banyak.

Penyedap sintetis selain MSG antara lain adalah nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP) dan
jonosin monofosfat (IMP). Keduanya memberi rasa gurih pada makanan.

e. Antioksidan
Antioksidan berfungsi melindungi makanan yang mengandung lemak atau minyak dan ketengikan. Ketengikan terjadi karena minyak atau lemak yang terkandung dalam makanan rusak oleh suatu proses oksidasi. Secara sederhana, oksidasi dapat dikatakan merupakan suatu proses peruraian minyak atau lemak. Antioksidan yang ditambahkan akan menghambat terjadinya proses oksidasi tersebut.

Termasuk antioksidan adalah:
  • Butil hidroksi anisol (BRA) dan butil hidroksi toluena (BHT) ditambahkan pada makanan yang mengandung lemak dan minyak goreng agar tidak cepat basi (tengik).
  • Asam askorbat (serta garam kaliumnya, garam kalsiumnya, dan garam natriumnya) ditambahkan ke dalam daging olahan, makanan bayi, dan kaldu.

f Sekuestran (ZatPengikat logam)
Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai makanan olahan. Sekuestran mengikat logam dalam . bahan makanan, sehingga menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, dan garam etilendiamintetraasetat (EDTA)

g. Penambab Aroma (Essens/Flavour)
Zat aditif mi digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan.
  • Etil butirat : rasa buah nanas
  • Amil valerat : rasa buah apel
  • Oktil asetat : rasa buah jeruk
  • Amil asetat : rasa buah pisang
  • Butil asetat : rasa buah murbei
  • Isobutil propionat : rasa buah rum
  • Benzaldehida : rasa buah lobi-lobi
h. Pengatur Keasaman
Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.


Sekian Artikel Tentang Macam-Macam Zat adiktif Pada Makanan dan Kegunaannya, Semoga Bermanfaat  (Sumber : Ipa Terpadu, Hal : 94-97, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Eka Purjiyanta, S.Pd, Percepatakan : PT. Gelora Aksara Pratama)

Tags