Reproduksi Jamur (Fungi)| Reproduksi jamur terjadi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Biasanya tumbuhan jamur bereproduksi secara generatif yang merupakan reproduksi darurat yang dilakukan jika terjadi perubahan pada kondisi lingkungannya. Reproduksi yang dilakukan secara generatif menghasilkan keturunan yang memiliki beragam genetik yang lebih tinggi dibandingkan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif. Dari adanya variasi genetik tersebut memungkinkan akan menghasilkan keturunan yang lebih adaptif jika terjadi perubahan kondisi pada lingkungannya.
A. Reproduksi Secara Vegetatif - Reproduksi dengan vegetaitf pada jamur merupakan jamur bersel satu yang dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuhan menjadi sebuah individu baru. Selain itu reproduksi secara vegetatif pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut...
- Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah kemudian akan tumbuhan menjadi jamur baru
- Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidospora.
Pada beberapa jenis jamur yang sudah dewasa akan menghasilkan sporangiosfor (tangkai kotak spora). Di ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Sedangkan dalam kotak spora akan terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom haploid (n). Sedangkan pada jamur yang lainnya jika sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Dalam konidium akan terjadi pembelahan sel yang dilakukan secara mitosis dengan menghasilkan bnayak konidiospora dengan berkromosom haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, jika jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
B. Reproduksi Secara Generatif - Reproduksi jamur dengan generatif (seksual) dilakukan terlebih dahulu dengan pembentukan spora seksual melalui peleburan antara hifa yang memiliki jenis berbeda. Mekanisme reproduksi secara generatif adalah sebagai berikut...
- Hifa (+) dan Hifa (-), masing-masing akan berkromosom haploid (n), dengan berdekatan membentuk gametangium. Gametangium adalah organ yang dapat menghasilkan gamet pada tumbuhan yang memiliki tingkat rendah.
- Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) yang membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus yang kromosom haploid yang belum bersatu. Pada zigosporangium memiliki lapisan yang dinding selnya tebal dan kasar dalam bertahan pada kondisi yang buruk atau kering.
- Jika kondisi lingkungan membaik akan menjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n)
- Inti diploid (2n) zigosporangium segera mengalami pembelahan yang secara mitosis akan menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium.
- Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium yang berangkai pendek dengan kromosom haploid (n).
- Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n). Spora-spora ini akan memiliki keanekaragaman genetik.
- Jika spora-spora haploid (n) jatuh pada tempat yang cocok, hal ini akan terjadi kecambah (germinasi) yang menjadi sebuah hifa jamur yang haploid (n). Hifa tersebut akan tumbuh dengan membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n).
Baca Juga :
Demikianlah informasi seputar Reproduksi Jamur (Fungi). Semoga teman-teman dapat menerima dan dapat bermanfaat bagi kita semua baik itu reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan reproduksi secara generatif (seksual). Jangan lupa yah buat SHARE atau bagikan melalui sosmed teman-teman gunakan atau dapat juga klik dibawah ini... agar semua orang dapat dengan mudah menemukan reproduksi jamur (fungi). Jangan lupa yah :) . Sekian dan terima kasih. "Salam Berbagi Teman-Teman".
Post a Comment