Seluruh kehidupan baik negara, bumi dan alam semesta memiliki sebuah proses dan strategi tertentu yang telah di tentukan oleh sang pencipta. Begitu pula kita sebagai manusia yang telah dituntun mengikuti perintahnya untuk taat, tunduk dan patuh. Manusia atau diri kita, juga di berikan keistimewaan terhadap mahluk dan ciptaan lainnya.
Kita diberi kehendak dan pilihan dalam memlih mengikuti strategi atau tidak. Setiap mengikuti arahan atau apapun itu, tentu memiliki akibat yang perlu kita pertanggung jawabkan, begitupun ketika kita tidak menjalankan strategi tersebut yang ditujukan untuk kita selamat, begitulah strategi.
Kita diberi kehendak dan pilihan dalam memlih mengikuti strategi atau tidak. Setiap mengikuti arahan atau apapun itu, tentu memiliki akibat yang perlu kita pertanggung jawabkan, begitupun ketika kita tidak menjalankan strategi tersebut yang ditujukan untuk kita selamat, begitulah strategi.
Mari kita lebih dekat mengenal strategi. Terkadang dalam keseharian kita, dari beragam latar belakang atau aktivitas tentu tidak lepas dari strategi ini. Ada yang disadari dan juga disadari. Perbedaannya hanya pada seberapa dalam anda atau kita menyusun strategi tersebut, hingga tersusun, terukur dan tertuju pada untuk apa strategi tersebut dibuat, itu untuk strategi yang kita ukur sedalam mungkin.
Sedangkan strategi yang biasa kita lakukan. Adalah pada saat kita bangun dari tidur. Kemudian menjalankan aktivitas hingga kita kembali tidur. Pertanyaannya, pernahkah anda membuat sebuah tabel atau strategi khusus untuk menjalankanya semua keseharian anda?, atau dalam sejam sudahkah anda membuat strategi tersebut?.
Tentu hanya terbentuk di kepala kita, dan seketika itu ia ada dengan perencanaan atau pengukuran kita, walau tidak detail, tetap saja itu adalah strategi. Umumnya, terdapat banyak kesalahan atau sebenarnya tidak strategi yang tidak memiliki kekurangan yang menyebabkan kesalahan. Namun risiko dari strategi ini lebih besar. Misalnya:
Tentu hanya terbentuk di kepala kita, dan seketika itu ia ada dengan perencanaan atau pengukuran kita, walau tidak detail, tetap saja itu adalah strategi. Umumnya, terdapat banyak kesalahan atau sebenarnya tidak strategi yang tidak memiliki kekurangan yang menyebabkan kesalahan. Namun risiko dari strategi ini lebih besar. Misalnya:
Agnes Monica bangun pagi, dan bersiap untuk kesekolah. Segala perencaan waktu ia telah ukur mulai dari pada saat ia bangun, mandi, bersih dan dll yang dilakukan oleh perempuan. Namun, mengapa ia masih terlembat?. Apakah ia memikirkan jarak tempuh? memikirkan kepadatan jalan? cuaca? hal yang datang begitu saja disaat perjalanan?
Contoh tersebut sering terjadi dalam aktivitas kita. Terkesan aktivitas bukanlah persoalan penting yang menentukan strategi detail yang kita lakukan. Padahal, setiap hari, jam, menit hingga detik, atau jalan kita lalui, akan menentukan mudah atau tidaknya strategi yang kita lakukan, karena kita memiliki waktu perencaan dan proses yang lebih banyak dibandingkan yang menyiyiakan sedetik waktunya.
Kalangan organisatoris, dalam pembahasan ini tentu sangat concern. Mengapa? Fase tersebut, strategi yang kita buat, berdinamika dan mendinamika segala sesuatu itu di rencanakan matang-matang untuk tujuan apapun. Wajarlah jika strategi menjadi pembahasan sekarang.
Terlebih lagi, masalah di sekitar kita, negara dan global bisa saja telah di rancang sedemikian rupa untuk membangun sebuah dinamika bagi diri kita. Ibaratnya, ia sedang memainkan catur dimana pion-pion tersebut adalah saya, kita, kamu atau negara dan beberapa negara.
Banyak fakta sejarah, telah meriwayatkan hal tersebut, yang sampai saat ini masih banyak yang menyangkal jika sedikimian tinggi strategi tersebut. Namun, itu bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Membuat strategi besar, tidaklah dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, setahun dll. Namun sangat lama, dengan memikirkan berbagai alternatif-alternatif yang akan terjadi kedepannya.
Strategi pun tidak dibentuk tanpa tujuan. Terkadang strategi memiliki tujuan utama dan tujuan dari kepentingan-kepentingan yang berperan aktif dalam pembentukan strategi tersebut. Kepentingan dan juga tujuan dari pelaksana strategi tersebut, tidak mengurangi tujuan dari dibentuknya strategi tersebut. Itu semua tidak terlepas dari strategi.
Namun, samakah strategi yang kita pandang, atau strategi memang memiliki jenis-jenis untuk mencapai strategi puncak? atau sebelum itu apa pengertian strategi? Mari kita simak bersama informasi berikut...
Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu �strategas� (stratos: militer dan Ag: memimpin) yang berarti �generalship� atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.
Secara khusus, strategi adalah penempatan misi instansi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan cara tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai (Anshori, 2014: 18-20).
Menurut Effendy, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Menurut Effendy, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Proses Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Saputra, 2015: 173). Menurut Anshori (2014: 18-20) untuk menentukan atau membuat strategi ada tiga tahap proses strategi, yaitu:
1. Perumusan strategi, yaitu dengan mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat sejumlah strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu.
2. Pelaksanaan strategi, yaitu dengan mengharuskan sebuah instansi untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi anggota, dan mengalokasi sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan.
3. Evaluasi strategi, yaitu dengan pimpinan harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat berubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Jenis-Jenis Strategi
Adapun jenis-jenis strategi menurut Anshori (2014: 20-22), terbagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini dapat dirumuskan lebih sempit seperti strategi program, dan ini dapat dirancang sebagai sub strategi.
1. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, strategi ini merupakan strategi utama (induk). Strategi ini dapat dirumuskan lebih sempit seperti strategi program, dan ini dapat dirancang sebagai sub strategi.
2. Klasifikasi berdasarkan tingkat organisasi, misalnya di dalam sebuah perusahaan yang terdiri atas sejumlah devisi yang sekurang-kurangnnya dua tingkat, yaitu strategi kantor pusat dan strategi devisi.
3. Klasifikasi berdasarkan sumber material dan bukan material, kebanyakan strategi berkenaan dengan sumber yang bersifat fisik. Namun, strategi dapat mengenai penggunaan tenaga kerja manajer, tenaga ilmuan, dan lain sebagainya. Strategi dapat juga berkenaan dengan gaya manajemen, gaya berpikir, atau falsafah, tentang hal-hal yang merupakan sikap suatu instansi terhadap tanggung jawab sosial.
4. Klasifikasi berdassarkan tujuan atau fungsi, misalnya pertumbuhan adalah sarana utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
5. Strategi pribadi pimpinan, bersifat mendasar, biasanya tidak tertulis, dan merupakan kerangka untuk mengembangkan strategi instansi.
Dari penjelasan di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa strategi adalah perencanaan dan manajemen menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk mencapai tujuan atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dengan menunjukkan taktik operasionalnya. Untuk menentukan atau membuat strategi, ada tiga tahap yang harus dilakukan yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.
Referensi:
Anshori, Ade Ikhwan. 2014. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Diakses pada 5 Mei 2017 pukul 05:07 WITA.
Post a Comment